UPAYA MENINGKATKAN MINAT SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DIKELAS I MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN YANG BERVARIATIF DI SDN CIPAOK KEC.CIJERUK KAB.BOGOR

BAB I

PENDAHULUAN

  1. A.                   Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru merupakan sistem informasi kepada siswa y ang didalamnya didukung oleh berbagai faktor. Diantaranya media pembelajaran, alat peraga, sarana dan sumber pelajaran, alokasi waktu yang tersedia, metode dan strategi penyampaian yang dituangkan dalam rencana pembelajaran.

John Lock (Surya dkk, 1997 : 1-29) Dengan teori “ Tabula Rasanya” yang mengatakan bahwa “ Anak pada hakekatnya bersih, ibarat kertas putih yang dibentuk menurut kehendak pendidik/lingkungan “ artinya semua anak bisa cerdas, dan semua anak bisa menjadi sebaliknya.

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Hal ini berkaitan dengan pendidik merupakan tenaga professional. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik professional mempunyai fungsi, peran dan kedudukan yang sangat strategis. Peranan guru artinya keseluruhan tingkah laku yang harus dilakukan guru dalam melaksanankan tugasnya sebagai guru.Guru sebagai tenaga professional mempunyai visi terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama bagi setiap warga negara Indonesia. Profesionalitas mengacu kepada sikap para anggota profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka melakukan pekerjaannya. Jadi seorang professional tidak akan mau mengerjakan sesuatu yang bukan bidangnya. Misalnya seorang guru memberikan pelayanan yang baik kepada murid-muridnya.

Dalam UU No. 14 tahun 2005 pasal 8 tentang guru dan dosen dijelaskan bahwa : “ Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi serta pendidikan, sehat jasmani dan rohaninya, serta memiliki kemampuan untuk mewjudkan tujuan pendidikan nasional “. Berarti setiap guru wajib mengikuti peraturan yang tertera dalam undang-undang tersebut, agar tercapai tujuan pendidikan nasional. Maka pendidik harus melakukan berbagai inovasi dalam bidang pendidikan, sehingga akan tercapai tujuan pendidikan nasional yang selama ini diharapkan. Pendidik juga harus melakukan pembaharuan dalam pembelajaran, agar dalam dunia pendidikan tidak merasa menjenuhkan bagi siswa maupun pendidik.

Suatu proses pembelajaran yang disusun harus memenuhi kriteria dan aturan, agar tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang diharapkan bisa tercapai secara optimal. Peran guru sangat penting dalam memberdayakan kemampuan siswa untuk menerima dan mengikuti proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan mencapai tujuan optimal apabila menggunakan strategi dan perencanaan yang matang. Kegagalan, rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diharapkan dapat diantisipasi melalui penyusunan rencana pembelajaran yang disusun secara sistematis yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar yang kondusif dan interaktif, sehingga diharapkan adanya perubahan tingkah laku yang mencakup pertumbuhan afektif, kognitif dan psikomotor siswa sebagai tanda adanya hasil belajar.

Penulis telah melaksanakan pembelajaran IPA pada hari Kamis tanggal 12 Mei  2011 di kelas I SDN Cipaok. Setelah evaluasi dilaksanakan, ternyata nilai dari hasil test tersebut masih rendah. Data nilai evaluasi ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan tidak mampu mencapai tujuan yang diharapkan. Atas dasar inilah maka penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

 

  1. I.             Identifikasi Masalah

Setelah melakukan proses pembelajaran, banyak hal yang ditemukan dalam pembelajaran IPA di kelas I, selama proses pembelajaran berlangsung sedikit sekali siswa yang mengajukan pertanyaan atau memberikan tanggapan terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan gejala-gejala yang ditampilkan dapat diidentifikasi beberapa masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran IPA yaitu :

  1. Minat siswa terhadap materi pelajaran yang kurang,
  2. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran rendah,
  3. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran,
  4. Siswa kurang berani mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran.

 

  1. 2.      Analisis Masalah

Melalui diskusi dengan supervisor diketahui bahwa faktor penyebab kurangnya minat siswa terhadap materi pembelajaran IPA adalah :

  1. Guru kurang optimal dalam menggunakan alat peraga,
  2. Siswa tidak terlibat aktif dan guru kurang mengaktifkan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

 

  1. B.                    Rumusan Masalah

Agar penelitian ini menjadi lebih terarah maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

“ Bagaimana upaya meningkatkan minat siswa pada mata pelajaran IPA di kelas I melalui media pembelajaran yang bervariatif ? ”

 

 

  1. C.                   Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

  1. Untuk memperbaiki kinerja guru, sehingga hasil belajar menjadi lebih meningkat,
  2. Memperingan tugas guru dalam pembelajaran,
  3. Untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan guru sehingga dapat berkembang,
  4. Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran,
  5. Meningkatkan kreatifitas siswa melalui pemberian motivasi,
  6. Menentukan media pembelajaran dan alat peraga yang tepat dan efisien sesuai materi pembelajaran,
  7. Memperbaiki praktik pembelajaran dengan susunan dan sasaran akhir memperbaiki belajar siswa,
  8. Meningkatkan kualitas pendidikan.

 

  1. D.                   Manfaat Penelitian
    1. Manfaat penelitian bagi guru :
  • Membantu guru memperbaiki pembelajaran
  • Membantu guru berkembang secara profesional
  • Meningkatkan rasa percaya diri guru
  • Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
  1. Manfaat penelitian bagi siswa :
  • Untuk meningkatkan proses atau hasil belajar siswa, agar siswa lebih bersikap kritis, aktif dan kreatif dalam pembelajaran.
  1. Manfaat penelitian bagi sekolah :
  • Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan dan kemajuan pada diri guru dan pendidikan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

                        Mengajar pada hakikatnya merupakan serangkaian peristiwa yang dirancang oleh guru dalam memberikan dorongan kepada siswa belajar, adapun konsep-konsep yang dapat diterapkan yaitu :

  1. A.                   Konsep Dasar Minat
    1. 1.      Pengertian Minat

Minat merupakan aspek penting motivasi yang mempengaruhi perhatian, belajar, berpikir dan berprestasi (dalam Pintrich dan Schun K, 1996 : 3.3). Krepp, Hidi dan Renninger (dalam Pintrich dan Schunk 1996 : 3.3) mengemukakan pengertian minat sebagai berikut :

  1. Minat Pribadi

Sebagai suatu ciri pribadi individu yang merupakan disposisi abadi yang relative stabil. Minat pribadi ini ditujukan pada suatu kegiatan khusus, misalnya minat khusus pada olahraga, ilmu pengetahuan, musik, tarian dan komputer.

Eccles dan Wigfield (dalam Pintrich dan Schunk, 1996 : 3.4) mengemukakan mengenai minat instrinsik yang secara konseptual berkaitan sama dengan minat pribadi.

 

  1. Minat Situasional

Merupakan minat yang ditimbulkan oleh kondisi atau faktor lingkungan. Hidi dan Anderson (dalam Pintrich dan Schunk, 1996 : 3.4) mengemukakan bahwa minat situasional berbeda dengan sesuatu yang sangat spesifik, bukan hanya merupakan gambaran structural dari sesuatu hal atau lingkungan atau topik.

 

 

  1. Minat sebagai Keadaan Psikologis

Menggambarkan pandangan yang interaktif dan berkaitan dengan minat, pada saat minat pribadi seseorang berinteraksi dengan lingkungan untuk menghasilkan suatu keadaan psikologis dari minat pada diri seseorang. Renninger (dalam Pintrich dan Schunk, 1996 : 3.5) telah melakukan berbagai penelitian mengenai hubungan antara nilai dengan minat sebagai keadaan psikologis. Minat terjadi bila seseorang memiliki penilaian yang tinggi terhadap suatu kegiatan dan telah memiliki pengetahuan yang tinggi terhadap kegiatan tersebut.

Dari pendapat para ahli di atas penulis menyimpulkan bahwa minat merupakan dorongan dari dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara selektif yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan dan lama kelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya.

Minat berperan penting dalam kehidupan seseorang dan berpengaruh besar pada tingkah laku dan sikap seseorang.

 

  1. 2.      Kegiatan Dan Hal-Hal Yang Diminati Anak SD
  2. Kepemimpinan
  3. Bermain konstruktif

Adalah kegiatan membuat sesuatu

  1. Menjelajah

Dilakukan untuk memuaskan rasa ingin tahu

  1. Mengoleksi / mengumpulkan sesuatu
  2. Permainan atau olahraga
  3. Rekreasi

 

  1. B.              Konsep Media Pembelajaran
    1. 1.            Definisi Media / Alat Peraga

Kata “ Media “ menurut Henrich, dkk (1982 : 5.3) berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari kata “ Medium “ yang secara harfiah berarti “ Perantara “ yaitu perantara sumber pesan (source) dengan penerima pesan (receiver).

Pengertian media mengarah pada sesuatu yang mengantar/meneruskan (pesan) antara sumber (pemberi pesan). Media adalah segala sesuatu bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi (Act Task Force :1997:162). Dalam Latuharu (1998:11) Kemp dan Dayton (1985:3) mengemukakan bahwa: “alat pengirim (transfer) yang mentrasnformasikan pesan dari pengirim (sender) kepada penerima pesan atau informasi (receiver).”

Dari beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemajuan peserta didik, sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

Secara umum alat peraga sebagai media pendidikan terdiri dari :

  1. Bahan-bahan cetakan atau bacaan seperti : buku, koran, majalah, dan sebagainya,
  2. Alat-alat audio dan visual, seperti : radio, kaset, TV, vidio dan lain-lain,
  3. Sumber-sumber masyarakat, seperti : monumen, candi, peninggalan sejarah dan lain-lain,
  4. Koleksi benda-benda, seperti : koleksi mata uang kuno, koleksi awetan tumbuhan dan hewan dan sebagainya,
  5. Perilaku guru ketika mengajar yang dicontohkan kepada siswa.

 

Alat peraga berdasarkan bentuk penyajiannya, yaitu :

  1. Alat peraga yang tidak diproyeksikan (non-projected) yaitu alat peraga dua dimensi dan tiga dimensi, seperti : model gambar, grafik, foto, peta timbul, awetan tumbuhan dan hewan dan lain-lain,
  2. Alat peraga yang dapat diproyeksikan (projected) seperti : film, slide, film strip dan sebagainya.

 

Alat peraga berdasarkan sumbernya dapat digolongkan :

  1. Alat peraga alamiah (natural) yaitu alat peraga yang sesuai dengan benda aslinya didalam, seperti : hewan, tumbuhan, danau, hutan dan lain-lain,
  2. Alat peraga buatan (artificial) yaitu alat peraga hasil modifikasi atau meniru benda aslinya, seperti : model alat pernapasan, model jantung manusia, gambar dan lain-lain.

 

Fungsi dari media pembelajaran adalah :

  1. Sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif,
  2. Mempercepat proses belajar mengajar,
  3. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar
  4. Mengurangi terjadinya penyakit Verbalisme.

 

Secara umum peranan alat peraga IPA antara lain :

  1. Dapat mengaktifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dan antara siswa dan sesamanya dalam kegiatan belajar mengajar,
  2. Dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga pengalaman belajar yang diperoleh akan lebih bermakna bagi siswa,
  3. Dapat membangkitkan keinginan dan minat belajar siswa sehingga perhatian siswa terpusat pada bahan pelajaran yang diberikan,
  4. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar sehingga membuat pelajaran lebih lama diingat,
  5. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan mandiri dikalangan siswa.

 

  1. 2.            Manfaat media / alat peraga IPA bagi siswa yaitu :

ü  Dapat meningkatkan motivasi belajar,

ü  Dapat menyediakan variasi belajar,

ü  Dapat memberi gambaran struktur yang memudahkan belajar,

ü  Dapat memberikan contoh yang selektif,

ü  Dapat merangsang berpikir analisis,

ü  Dapat memberikan situasi belajar yang tanpa beban atau tekanan (kurang bersifat formal).

 

  1. 3.            Manfaat media / alat peraga IPA bagi guru yaitu :

ü  Dapat memberikan pedoman dalam merumuskan tujuan pembelajaran,

ü  Dapat memberikan sistematika mengajar,

ü  Dapat memudahkan kendali pengajaran,

ü  Dapat membantu kecermatan dan ketelitian dalam penyajian,

ü  Dapat membangkitkan rasa percaya diri dalam mengajar,

ü  Dapat meningkatkan kualitas pengajaran.

 

  1. C.             Pembelajaran IPA untuk Sekolah Dasar (SD)

Berdasarkan  peraturan  menteri  pendidikan  nasional  No. 22  tahun 2006, mengemukakan bahwa :

  1. a.         Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam

Untuk memahami pembelajaran IPA bila kita tinjau dari istilah dan dari sisi dimensi IPA. Dari istilah IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa dan gejala-gejala yang muncul di alam. Ilmu dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta isinya.

 

Hakikat pembelajaran IPA ada tiga yaitu IPA sebagai proses, produk dan pengembangan sikap. Proses IPA adalah langkah yang dilakukan untuk memperoleh produk IPA. Proses IPA ada 2 macam yaitu proses empirik dan proses analitik. Proses empirik suatu proses IPA yang melibatkan panca indera yang termasuk proses empiric adalah observasi, pengukuran dan klasifikasi.

 

  1. b.         Karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut Carin dan Sund (1984) IPA adalah suatu sistem untuk mengetahui fenomena alam melalui kumpulan data yang diperoleh dari observasi dan percobaan. Dengan demikian dapat diartikan bahwa IPA tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan atau fakta-fakta saja tetapi IPA juga merupakan cara kerja, cara berpikir dan cara memecahkan masalah. Dengan kata lain IPA dapat dipandang sebagai proses, produk dan sikap. IPA sebagai proses menekankan pada langkah-langkah penyelidikan yang meliputi identifikasi masalah, observasi, menyusun hipotesis, menguji hipotesis, menarik kesimpulan dan seterusnya. IPA dipandang sebagai produk berarti berkaitan dengan konsep, prinsip, hukum dan seterusnya. IPA dipandang sebagai sikap berarti berkaitan dengan ketelitian, kejujuran, membuat keputusan dan sebagainya.

  1. c.          Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Ditingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran salingtemas (sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (Scientific Inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dan pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan bekerja ilmiah dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.

  1. d.         Tujuan

Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

  1. Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya,
  2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
  3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat,
  4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan,
  5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam,
  6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan,
  7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

 

  1. e.          Ruang Lingkup

Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut :

  1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan,
  2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair, padat dan gas,
  3. Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana,
  4. Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya dan benda-benda langit lainnya.

 

 

 

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

 

  1. A.          Subjek Penelitian

Subjek penelitian terdiri dari lokasi, waktu, mata pelajaran, kelas dan karakteristik siswa.

  1. 1.         Lokasi Penelitian

Penelitian berlokasi di Sekolah Dasar Negeri Cipaok, Desa Cipicung, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor.

 

  1. 2.         Waktu Pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan

Hari/Tanggal

Waktu

Keterangan

RPP kamis, 12 Mei 20 11 2 x 30 menit  
RPP 1 kamis, 19 Mei 2011 2 x 30 menit  
RPP 2 kamis,  26 Mei 2011 2 x 30 menit  

 

  1. 3.         Mata Pelajaran

Mata pelajaran yang menjadi subjek penelitian adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

 

  1. 4.         Kelas

Kelas yang menjadi subjek penelitian adalah kelas
I SDN Cipaok, Desa Cipicung, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor.

 

  1. 5.         Karakteristik Siswa

Siswa kelas 1 SDN Cipaok berjumlah 35 orang, terdiri dari laki-laki 22 orang dan perempuan 13 orang. Dari sejumlah siswa sebanyak 35 orang siswa tersebut, masih banyak diantaranya yang masih mengalami kesulitan hambatan dalam belajar. Permasalahan tersebut timbul dari adanya beberapa faktor yang dapat ditinjau dari segi ekonomi, sosial dan latar belakang pendidikan orang tua.

Dari hasil pengamatan dan analisa, penulis menemukan beberapa karakteristik siswa kelas 1 SDN Cipaok, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, sebagai berikut :

  1. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran
  2. Tidak ada siswa yang berani bertanya
  3. Siswa tidak memperhatikan pelajaran
  4. Siswa kurang minat dalam memahami pembelajaran

 

  1. B.           Deskripsi per Siklus

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui 3 (tiga) siklus untuk faktor pembelajaran IPA. Dalam pelaksanaan siklus dilaksanakan 2 x 30 menit, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

  1. 1.         Siklus 1

Dari hasil refleksi dari pra siklus, hasil belum memuaskan maka dilakukan tindakan perbaikan, dalam kegiatan berikutnya harus lebih baik.

1.1.         Rencana

  1. Menyusun rencana pembelajaran
  2. Menyiapkan alat peraga yang optimal serta media yang akan digunakan
  3. Menyiapkan alat peraga dibuat lebih menarik dari sebelumnya
  4. Metode yang digunakan adalah metode tanya jawab

 

1.2.         Pelaksanaan

Kegiatan belajar diawali dengan mengkondisikan siswa dengan tanya jawab sebagai apersepsi agar siswa siap menerima pelajaran, guru menyampaikan tema atau tujuan pembelajaran dan perbaikan yang dicapai. Dalam kegiatan inti guru memasang media gambar di papan tulis, siswa memperhatikan gambar di papan tulis, guru menjelaskan materi pembelajaran, siswa memperhatikan penjelasan dari guru. Melalui tanya jawab siswa menyebutkan penyebab benda bergerak. Beberapa siswa diminta memperagakan cara benda bergerak dengan menggunakan peraga nyata seperti :

 

–             Mendorong meja

–             Menjentik kelereng

–             Menendang bola

–             Menarik mobil mainan

Kemudian guru menyebutkan nama benda dan kegunaannya. Melalui tanya jawab siswa menyebutkan ciri benda, bentuk, warna dan kegunaan dan bahan. Di akhir kegiatan guru dan siswa membuat kesimpulan materi pembelajaran. Untuk mengukur hasil belajar siswa guru memberikan evaluasi yang dikerjakan secara individual. Sebagai tindak lanjut siswa diberi tugas pekerjaan rumah.

 

1.3.         Pengamatan

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung supervisor selalu mengamati dan mencatat temuan-temuan yang ada, baik dari guru maupun siswa. Kemudian setelah temuan dicatat dilanjutkan di koreksi atau di refleksi untuk diberikan masukan kepada penulis.

 

1.4.         Refleksi

Hasil yang diperoleh dari siklus ini juga ada siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM yang telah ditentukan. Penulis dan supervisor berdiskusi kembali untuk membahas langkah berikutnya agar kegiatan pembelajaran memperoleh hasil yang lebih baik.

 

  1. 2.         Siklus II

2.1.         Rencana

Berdasarkan dari hasil siklus sebelumnya maka perencanaan dibuat lebih baik lagi. Alat peraga dibuat lebih menarik. Tes yang disiapkan sesuai dengan materi dan bahasa yang lebih dimengerti siswa.

 

2.2.         Pelaksanaan

Kegiatan belajar diawali dengan mengkondisikan siswa dengan tanya jawab sebagai apersepsi agar siswa siap menerima pelajaran, guru menyampaikan tema atau tujuan pembelajaran dan perbaikan yang dicapai. Dalam kegiatan inti guru memasang media gambar di papan tulis, siswa memperhatikan gambar di papan tulis, guru menjelaskan materi pembelajaran, siswa memperhatikan penjelasan dari guru. Melalui tanya jawab siswa menyebutkan penyebab benda bergerak. Beberapa siswa diminta memperagakan cara benda bergerak dengan menggunakan peraga nyata seperti :

–             Mendorong meja

–             Menjentik kelereng

–             Menendang bola

–             Menarik mobil mainan

Kemudian guru menyebutkan nama benda dan kegunaannya. Melalui tanya jawab siswa menyebutkan ciri benda, bentuk, warna dan kegunaan dan bahan. Di akhir kegiatan guru dan siswa membuat kesimpulan materi pembelajaran. Untuk mengukur hasil belajar siswa guru memberikan evaluasi yang dikerjakan secara individual. Sebagai tindak lanjut siswa diberi tugas pekerjaan rumah.

 

2.3.         Pengamatan

Selama proses belajar berlangsung supervisor membantu mengamati aktivitas guru dan siswa, untuk dijadikan dasar memberikan masukan kepada penulis.

 

2.4.         Refleksi

Pelaksanaan siklus II sudah bagus, hal ini dilihat lagi dari hasil evaluasi. Nilai yang diperoleh sudah meningkat diatas KKM yang ditentukan. Karena sudah berhasil maka penelitian dianggap sudah selesai.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN  PEMBAHASAN

 

  1. A.          Deskripsi Persiklus
    1. 1.      Siklus ke I

1.1        Data Tentang Rencana

1)         Membuat rencana perbaikan pembelajaran I yang memuat langkah-langkah pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.

2)         Mempersiapkan dan membuat media/alat peraga yang digunakan dalam proses pembelajaran.

3)         Mempersiapkan lembar pengamatan proses pembelajaran.

4)         Merancang tes formatif.

5)         Komunikasi dengan teman sejawat untuk membantu pelaksanaan perbaikan pembelajaran.

 

1.2        Pengamatan

Teman sejawat yang berperan sebagai observer dengan instrument pengamatan, mengamati proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan terhadap pembelajaran yang diperoleh teman sejawat pada setiap kegiatan persiklus antara lain :

1)         Kegiatan awal dilaksanakan sesuai dengan skenario

2)         Siswa berinteraksi secara aktif dengan media pembelajaran

3)         Siswa sudah mulai aktif dan antusias dalam pembelajaran

4)         Masih ada siswa yang belum memahami pelajaran

5)         Sebagian siswa belum bisa mengerjakan evaluasi dengan benar

 

 

 

1.3        Refleksi

Refleksi dilakukan pada hari kamis, 12 Mei 2011. Adapun pihak yang membantu dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ini adalah teman sejawat. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam proses pembelajaran siklus I, ternyata ada beberapa kelemahan yang ditemukan dan harus diperbaiki, antara lain :

1)         Sebagian siswa belum dapat memahami materi pelajaran yang disampaikan

2)         Kurangnya minat siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan

3)         Sebagian siswa belum bisa mengerjakan soal evaluasi dengan benar

Dalam mengatasi masalah tersebut guru hendaknya memberikan kembali penjelasan materi pembelajaran secara rinci dan menggunakan media pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan materi sehingga siswa termotivasi dalam belajar.

1.4        Keberhasilan dan Kegagalan

Berdasarkan pegamatan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran persiklus, perolehan nilai siswa adalah sebagai berikut :

TABEL I

HASIL EVALUASI PENELITIAN

PEMBELAJARAN SIKLUS I

 

No.

Nama

Nilai

1.

Abdul Aziz Maulana

80

2.

Dewi Maslamah

100

3.

Ardi

80

4.

Pazza Salbiatul Zahra

80

5.

Burhan

100

6.

Dani

80

7.

Pirli

80

8.

Emay Maemunah

100

9.

Eas

100

10.

Faesal Noval

100

11.

Siti Suhaidah

80

12.

Ima

80

13.

Siti Solihat

80

14.

Yahya Munawar

90

15.

Lusi RAhmawati

80

16.

Miptahusin

80

17.

Siti Zahra Maelud

80

18.

M. Herul Cholik

80

19.

M. Maki Kushaeri

80

20.

M. Pardilah

60

21.

M. Rizal

70

22.

Leni Marlina

60

23.

Nasrudin

80

24.

Nisah

50

25.

Nurjanah

50

26.

Azriel Ilham

60

27.

Alpa

50

28.

Siti Paoziah

50

29.

Jeni

60

30.

Firda Chaerunissa Fardilah

60

31.

M. Ari Sobari

50

32.

Ujang Irwan

50

33.

Saepul Rahman

60

34.

Rian

50

35.

Diki Wahyudi

60

Jumlah

2550

  1. Rata-rata

72,85

 

Selanjutnya untuk mengetahui persentase perolehan nilai siswa dapat dilihat pada tabel di bawah  ini :

 

 

 

 

 

TABEL 2

PERSENTASE NILAI SISWA

 

No.

Nilai

Jumlah Siswa

Jumlah Nilai

Persentase

Keterangan

Kurang

Sedang

Baik

1.

50

7

350

20 %

Nilai rata-rata kelas 2.550 : 35 =  72,85

2.

60

7

420

20 %

3.

70

1

70

2,9 %

4.

80

14

1.120

40 %

5.

90

1

90

2,9 %

6.

100

5

500

14,3 %

Jumlah

35

2.550

20 %

22,9 %

57,2 %

 

Dari data persentase nilai siswa di atas, dapat disimpulkan bahwa persentase nilai yang diperoleh dari hasil skor siswa yaitu siswa yang mendapatkan nilai kurang 20 %, sedang sebanyak 22,9 % dan baik sebanyak 57,2 %. Nilai-nilai rata-rata kelas mencapai 72,85 dari 35 siswa. Meskipun pada siklus I persentase yang diperoleh siswa kelas I SDN Cipaok pada mata pelajaran IPA meningkat tetapi peneliti kurang puas, peneliti berdiskusi kembali dengan teman sejawat untuk mengadakan perbaikan pada pembelajaran siklus I.

Selanjutnya untuk lebih jelasnya dari hasil perolehan nilai belajar siswa penulis membuat grafik sebagai berikut :

 

 

  1. 2.      Siklus ke II

2.1    Data Tentang Rencana

1)         Membuat rencana perbaikan pembelajaran II yang memuat langkah-langkah pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara keseluruhan dalam pembelajaran

2)         Mempersiapkan dan membuat media/alat peraga yang digunakan dalam proses pembelajaran

3)         Merancang tes formatif

 

2.2        Pengamatan

Teman sejawat yang berperan sebagai observer dengan instrument pengamatan, mengamati proses pembelajaran yang berlangsung. Hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran yang diperoleh teman sejawat pada setiap kegiatan persiklus antara lain :

1)         Hampir seluruh siswa terlibat aktif dan antusias dalam pembelajaran

2)         Motivasi belajar siswa semakin meningkat

3)         Media atau alat peraga yang digunakan lebih optimal dan sesuai dengan materi yang disampaikan

4)         Sebagian besar siswa sudah dapat mengerjakan soal evaluasi dengan benar

 

2.3        Refleksi

Refleksi untuk kegiatan pembelajaran dilakukan pada hari selasa,31 Mei 2011. Adapun pihak yang membantu dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ini adalah teman sejawat. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dalam proses pembelajaran siklus II ternyata hasilnya menunjukkan kemajuan : Siswa yang dapat mengerjakan soal evaluasi dengan benar jumlahnya meningkat. Hal ini terjadi setelah diadakan perbaikan dengan cara penjelasan materi menggunakan media yang sesuai, sehingga siswa lebih mudah memahami materi pelajaran dan pembahasan lebih fokus pada materi pelajaran.

 

 

2.4        Keberhasilan dan Kegagalan

TABEL 4

HASIL EVALUASI PENELITIAN

PEMBELAJARAN SIKLUS II

No.

Nama

Nilai

1.

Abdul Aziz Maulana

80

2.

Alpa

70

3.

Ardi

80

4.

Azriel Ilham

80

5.

Burhan

100

6.

Dani

80

7.

Dewi MAslamah

90

8.

Emay Maemunah

100

9.

Eas

100

10.

Faisal Noval

100

11.

Firda chaerunisa Fardilah

90

12.

Ima

90

13.

Jeni

80

14.

Leni Marlina

80

15.

Lusi Rahmawati

80

16.

Miptahudin

90

17.

M. Ari Sobari

80

18.

M. Herul Cholik

80

19.

M. Maki Kushaeri

80

20.

M. Pardilah

60

21.

M. Rizal

70

22.

Nasrudin

60

23.

M. Yahya Munawar

80

24.

Nisah

60

25.

Nurjanah

60

26.

Ujang Irwan

70

27.

Saepul Rahman

70

28.

Siti Paoziah

70

29.

Siti Silohat

70

30.

Siti Suhaidah

80

31.

Siti Zahra Maelud

80

32.

Pazza Salbiatul Zahra

80

33.

Pirli

80

34.

Rian

60

35.

Diki Wahyudi

80

Jumlah

2800

Rata-rata

80

Selanjutnya untuk mengetahui persentase perolehan nilai siswa dapat dilihat pada tabel di bawah  ini :

 

TABEL 5

PERSENTASE NILAI SISWA

No.

Nilai

Jumlah Siswa

Jumlah Nilai

Persentase

Keterangan

Kurang

Sedang

Baik

1.

50

0

0

0,0 %

Nilai rata-rata kelas 2.800 : 35 =  80

2.

60

5

300

14,3 %

3.

70

5

350

14,4 %

4.

80

15

1200

43 %

5.

90

5

450

14,3 %

6.

100

5

500

14,3 %

Jumlah

35

2.800

0,0 %

28,6 %

71,6 %

 

 

Dari data persentase nilai siswa di atas, dapat disimpulkan bahwa persentase nilai yang diperoleh dari hasil skor siswa yaitu siswa yang mendapatkan nilai kurang 0,0 %, sedang sebanyak 28,6 % dan baik sebanyak 71,6 %. Nilai-nilai rata-rata kelas mencapai 80 dari 35 siswa. pada siklus II ini  persentase nilai siswa meningkat. Sebagian besar telah mencapai target yang telah ditentukan. Maka peneliti merasa puas,  sehingga tidak perlu melakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

 

Selanjutnya untuk memperjelas hasil perolehan nilai setelah dipersentasekan maka penulis membuat grafik sebagai berikut :

 

 

Selanjutnya untuk lebih jelas nilai pada setiap siklus penulis membuat rekapitulasi nilai persiklus sebagai berikut :

 

TABEL 7

  1. A.    REKAPITULASI HASIL NILAI PEMBELAJARAN PADA PRA SIKLUS, SIKLUS I DAN SIKLUS II
No. Nama Siswa Prasiklus Siklus I Siklus II Rata-rata kelas

1.

Leni MArlina

40

60

80

60

2.

Ujang Irwan

40

50

60

50

Azriel Ilham

40

60

80

60

4.

Siti Solihat

80

80

80

80

5.

M. Pardilah

60

60

60

60

6.

Emay Maemunah

100

100

100

100

7.

Siti Suhaidah

100

80

80

87

8.

Dewi Maslamah

100

100

100

100

9.

Abdul Aziz M

100

80

80

87

10.

Ima

80

80

90

83

11.

Pazza Salbiatul Z

100

80

80

87

12.

M. Maki K

100

80

90

90

13.

M. Yahya

80

80

90

83

14.

Ardi

80

80

80

80

15.

Siti Zahra

100

80

80

87

16.

Eas

100

100

100

100

17.

Faesal noval

100

100

100

100

18.

Diki

80

90

90

87

19.

Jeni

40

60

70

57

20.

Alpa

40

50

70

53

21.

Rian

60

60

60

60

22.

Siti PAoziah

40

50

70

53

23.

Lusi Rahmawati

60

80

80

73

24.

Nurjanah

40

50

60

53

25.

Nisah

40

50

60

53

26.

Pirli

80

80

80

80

27.

Miptahudin

80

80

90

83

28.

Firda Chaerunisa

40

60

70

57

29.

NAsrudin

40

60

80

60

30.

Saepul RAhman

40

50

80

57

31.

Dani

80

80

80

80

32.

M. Herul Cholik

80

80

80

80

33.

Burhan

100

100

100

100

34.

M. Rizal

60

70

70

67

35.

M. Ari Sobari

40

50

80

57

Jumlah

2.440

2.550

2.800

Rata-rata

69,71

72,85

80

Nilai tertinggi

100

100

100

Nilain terendah

40

50

60

 

TABEL 8

  1. B.        PERSENTASE NILAI SISWA PADA PRASIKLUS I, SIKLUS 1 DAN SIKLUS II

No.

Tahap

Persentas Nilai

Kurang

Sedang

Baik

1. Pra Siklus

34,3

11,4

57

2. Siklus I

20

22,9

57,2

3. Siklus II

0

28,6

71,6

 

 

TABEL 9

  1. C.    GRAFIK HASIL BELAJAR SISWA PADA PRASIKLUS, SIKLUS I DAN SIKLUS II

 

 

  1. Pembahasan Persiklus

Hasil refleksi pembelajaran IPA melalui penggunaan media pembelajaran yang bervariatif dapat meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini terbukti dari hasil evaluasi yang diperoleh siswa, yaitu pada prasiklus sebanyak 19 siswa dari 35 siswa mendapat nilai 7 ke atas (54,3%) . Hasil perbaikan pembelajaran siklus I sebanyak 20 siswa dari 35 (57,1%). Berarti ada peningkatan sebesar 2,8%. Selanjutnya untuk siklus II sebanyak 30 siswa dari 35 siswa yang mendapat nilai 7 ke atas (85,71%) ada peningkatan (28,61%). Hal ini dapat dilihat dari persentase perolehan nilai dari prasiklus, siklus I, dan siklus II.

Penelitian membuktikan bahwa penjelasan materi pembelajaran melalui penggunaan media atau alat peraga dapat meningkatkan minat siswa pada mata pelajaran IPA.

Keberhasilan tiap siklus dapat diperoleh karena rancangan pembelajaran setiap siklusnya selalu dilakukan perbaikan-perbaikan. Keberhasilan juga didukung oleh keberhasilan media pembelajaran dan alat peraga yang dipersiapkan oleh guru dan penggunaan metode yang sesuai dengan materi pembelajaran. Hal ini yang mempengaruhi adalah perlunya memberi motivasi belajar kepada siswa agar minat belajar siswa semakin tinggi serta penggunaan alat peraga yang tepat dalam melakukan demonstrasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

  1. A.    Kesimpulan

Dari hasil pelaksanaan penelitian pada mata pelajaran IPA di kelas I diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

 

  1. Kesimpulan Umum

Proses pembelajaran dengan menggunakan media atau alat peraga yang bervariatif telah berhasil dilaksanakan dengan baik, hal ini terbukti pada setiap siklus kinerja guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan. Selain itu pada kegiatan pembelajaran sikap siswa mengalami perubahan yang semula kurang aktif berubah menjadi aktif. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media atau alat peraga yang bervariatif  telah berhasil dilaksanakan sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sedang berlangsung saat ini. Hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA dengan menggunakan media pembelajaran  yang bervariatif dapat meningkat, terbukti dengan adanya peningkatan nilai test siswa dalam setian siklusnya.

 

  1. Kesimpulan Khusus

Pada prasiklus hasil evaluasi siswa mendapat nilai rata-rata 69,71% meningkat pada 3,14% pada pembelajaran siklus I menjadi 72,85% dan meningkat kembali sebesar 8,85% pada pembelajaran siklus II menjadi 80%. Berdasarkan hal tersebut maka penggunaan media pembelajaran yang bervariatif terbukti dapat meningkatkan minat dan kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran.

 

 

 

  1. B.     Saran

Untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan media pembelajaran yang bervariatif dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut :

  1. Bagi Siswa

Dengan menggunakan media yang bervariatif dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Siswa menjadi aktif dan nilai siswa pun meningkat.

 

  1. Bagi Guru

Guru yang melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media yang bervariatif  hendaknya mempersiapkan kejelasan dan ukuran media dengan baik, sehingga dalam pembelajaran tidak terjadi salah paham tentang materi dengan media.

 

  1. Bagi Sekolah

Keberhasilan penelitian ini diharapkan dapat mendorong untuk melakukan penelitian-penelitian lainnya untuk meningkatkan kualitas siswa, guru dan sekolah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Kusmayati, Ismail. BKK (2008). Bahasa Indonesia kelas I. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas

 

Kurikulum KTSP 2006. Program Pembelajaran dan Pengembangan Silabus Sekolah Dasar. Jakarta : Depdikbud

 

Model Silabus Tematik kelas I. Jakarta : BSNP

 

Nasution, Noehi dkk. (2006). Pendidikan IPA di SD.  Jakarta : Universitas Terbuka

 

Setiawan, Denny dkk. (2009). Komputer dan  Media Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.

 

Sumantri Mulyan dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Universitas Terbuka.

 

Tim Bina Karya Guru. (2007). Matematikan kelas I. Jakarta : Airlangga

 

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

 

Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

 

Purwati Sri. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam  kelas I. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas

 

Wardani, IGA. K. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka

 

Winata Putra, Udin S dkk. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka

 

Widihastuti, Setiawati (2008). Pendidikan Kewarganegaraan kelas I. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

PERANAN GURU DALAM PELESTARIAN NILAI-NILAI LUHUR MORAL PANCASILA

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. A.       Pengertian Nilai-Nilai Luhur Pancasila

Nilai adalah sifat,keadaan atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia baik dari lahir maupun dari batin. Berpangkal tolak pada sudut pandang bangsa dalam menggapai segala ikhwal yang berhubungan dengan kehidupannya, maka bangsa Indonesia berkembang nilai-nilai dasar kemudian dalam pancasila.

Nilai-nili dasar ini kemudian berkembang menjadi norma dasar untuk selanjutnya menjadi norma moral, norma hokum dan norma pembangunan yang akan dijadikan pegangandalam hidup bermasyarakat, bangsa dan bernegara. Nilai-nilai dasar itu adalah sebagai berikut:

  1. 1.        Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa

“Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing  menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab,” mengandung pengertian bahwa setiap manusia Indonesia mengakui dan yakin akan adanya Tuhan Yang Maha Esa serta menjalankan perintah-Nya, berdasarkan ajaran agama yang diperlakukan dan kepercayaan yang dianutnya masing-masing.

Dengan keyakinan dan ketaqwaan tersebut akan menimbulkan kesadaran untuk mengakui dan mempertahankan sesame pemeluk agama dan kepercayaan, sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk tuhan yang sama derajatnya, yang sama hak-hak kewajiban asasinya.

Meskipun agama yang dipeluk dan kepercayaan yang dianutya berbeda-beda, akan tercipta keadaan yang mencerminkan adanya pengertian, saling menghargai dan saling mempercayai serta adanya suasana kekeluargaan, kedamaian, ketentraman dan persahabatan dalam hidup bersama.

 

  1. 2.        Keadilan

Dengan sila kemanusiaan yang adil dan beradab, manusia diakui dan diperlukan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Sama derajatnya, sama hak dan kewajiban-kewajiban asasinya, tanpa membedakan suku keturunan agama, kedudukan social, warna kulit dan sebagainya.

“ Adil “ pada hakekatnya memberikan atau memperlakukan seseorang atau pihak lain sesuai dengan apa yang menjadi haknya. Sehingga setiap manusia akan diakui dan diperlakukan sesuia dengan harkat dan martabatnya, erajatnya, hak-hak kewajiban asasinya. Jadi orang bersikap dan bertindak adil apabila ia tidak melanggar hak orang lain atau secara positif memberikan kepada orang lain apa yang  merupakan haknya. Manusia bebeas melaksanakan hak-haknya melainkan harus melaksanakan kewajibannya terlebih dahulu. Kebebasan kita ada batas-batasnya, berupa norma-norma yang berlaku, kepentingan bersama maupun kewajiban kita masing-masing. Dengan menjaga keseimbangan antar hak dan kewajiban manusia bersikap adil.

 

  1. 3.        Keberadaban

 

Manusia beradab apabila dalam berhubungan dengan manusia lain bersikap dan berperilaku dengan menggunakan kemampuan-kemampuan kodratnya, cipta rasa dan karsanya sehingga dalam kehidupan bersama dengan sesamanya ia dengan sadar melaksanakan kewajibannya sesuia dengan tuntutan kodratnya sebagai makhluk social cipataan Tuhan.Manusia beradab dalam berhubungan dengan sesamanya dengan sadar melandaskan sikap pikiran, ide-ide yang dianggap baik dan berguna baginya, terus dihayati dan diamalkan dan mengendap, berkristalisasi dalam masyarakat, terbentuklah suatu system nilai-nilai budaya bangsa.

Wujud konkritnya adalah manusia yang beeradab, saling menghormati dan saling menghargai sesamanya, manusia yang dengan sadar melaksanakan kewajiban-kewajiban asasi dan sosioal, manusia bertnaggung jawab mengembangkan kodratnya sebagai makhluk Tuhan.

 

  1. 4.        Persatuan

Dalam pengalaman hidup bangsa Indonesia diperoleh suatu keyakinan bahwa dalam menjaga eksistensi  bangsa diperlukan persatuan dan kesatun. Persatuan yang mengikat seluruh kekuatan dan potensi bangsa selalu dibina dan dikembangkan demi kelestarian bangsa.

Persatuan dan kesatuan bangsa ini beerkembang dalam bentuk cara bangsa dalam menghadapi segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan.

Wawasan Nusantara sebagai wujud persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Wawasan Nusantara adalah pandangan hidup bangsa Indonesia dalam mendayagunakan kondisi geografi Indonesia, sejarah dan kondisi social budaya untuk mengejawantahkan segala dorongan dan rangsangan dalam mencapai perwujudan aspirasi bangsa dan tujuan nasional yang mencakup :

  1. Kesatuan Politik
  2. Kesatuan Sosial Budaya
  3. Kesatuan Ekonomi
  4. Kesatuan Pertahanan dan Keamanan Negara

 

  1. 5.        Mufakat

Pancasila mengandung pula nilai-nilai dsar mufakat. Bahwa dalam kehidupan bersama bangsa Indonesia menjungjung tinggi mufakat yang dicapai dengan musyawarah, yaitu merupakan penerapan kedaulatan rakyat ataas demokrasidalam segala segi kehidupan. Demokrasi yang dilaksanakan oleh Negara adalah Demokrasi Pancasila dalam rangka pelaksanaan Demokrasi Pancasila, setiap orang apabila mereka termasuk didalam satu kelompok, ikut serta bermusyawarah memecahkan suatu masalah untuk mengambil keputusan, dibenarkan mengeluarkan pendapat serta mengeluarkan pikiran dengan akal sehat manusia, rasional dan bermutu tinggi dan tidak bertentangan dengan kepentingan rakyat, persatuan dan kesatuan bangsa dan tidak mengancam persatuan serta tidak bertentangan dengan dasar Negara pancasila.

Dalam melaksanakan musyawarah untuk mufakat, keputusan musyawarah itu harus benar-benar dijiwai oleh kesadaran dan tanggung jawab. Agar dapat menghasilkan keputusan yang tidak bertentangan dengan kepentingan rakyat, dan tidak mengancam persaatuan dan kesatuan bangsa.

 

  1. 6.        Kesejahteraan

Dalam pembukaan UUD 1945 dengan tegas dicantumkan bahwa tujuan didirikannya Negara Republik Indonesia diantaranya untuk mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Yang ingin mewujudkan dengan berdirinya Negara Republik Indonesia bukan  hanya kesejahteraan perorangan, tetapi kesejahteraan yang dapat dirasaskan oleh seluruh rakyat Indonesia. Kemakmuran masyaraktlah yang diutamakan, bukan kemakmuran seseorang.

Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Berdasarkan demokrasi ekonomi mencapai kemakmuran bagi semua orang. Kesejahteraan meiputi kesejahteraan lahir maupun batin, terpenuhinya kebutuhan akan menimbulkan rasa puas diri sehingga terciptanya perasaan aman, tentram, tertib, dan damai. Sedangakan makmur lebih pada melimpahnya segala kebutuhan yang diperoleh bagi kehidupan manusia lebih baik lahir maupun batin.

 

  1. 7.        Kebebasan

Ternyata nilai-nilai tersebut diatas tak dapat terjadi tanpa adanya kebebasan. Maka kebebasan ini menlandasi nilai-nilai lainnya.

Kebebasan adlah keleluasaan untuk berbuat atau tidak berbuat sesutatu dengan keinginan kita sendiri. Arti kebebasan yang lebih mendalam adalah kemampuan manusia untuk menentukan sendiri apa yang ingin dilakukan.

Ada dua macam kebebasan yaitu :

a). Kebebasan asasi/esensial, adalah kebebasan manusia untuk menentukan tindakannya sendiri yang bersumber pada martabat manusia sebagai makhluk tuhan. Kemmpuanitu bersumber pada kemampuan manusia untuk berfikir dan berkehendak yang terwujud dalam tindakan, perbuatan yang dilakukan dengan sadar. Jadi kebebasan asasi adalah ungkapan martabat manusia sebagai makhluk tuhan yang mampu melakukan pilihannya sendiri serta menentukan sikap dan pendiriannya sendiri.

b). Kebebasan social berpangkal pada kodrat manusia sebagai makhluk social yang harus hidup dalam kebersamaan dengan manusia-manusia lain untuk mmenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia saling membutuhkan satu sama lain oleh karena itu perilaku manusia harus dibatasi kebebasannya. Pembatas kebebasan social itu untuk kepentingan bersama dan untuk menjamin hak-hak semua anggota masyarakat, serta kepentingan dan kemajuan masyarakat.

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

FUNGSI PANCASILA DAN PELESTARIANNYA

 

  1. A.       Fungsi Pancasila Bagi Bangsa Indonesia

Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas kearah mana tujuan yang dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup. Dengan pandang hidup inilah suatu bangsa akan memandang persoalan yang dihadapinya dan menentukan arah set memecahkannya secara tepat.

Bagi bangsa indonesia yang mengalami passing surutnya sejarah pertumbuhan selama lebih dari tiga dasawarsa ini merdeka dan telah mengalami berbagai babak sejarah, maka dapat kita uraikan fungsi pancasila sebagai bangsa Indonesia diantaranya sebagai beerikut:

  •  Pancasila sebagai Falsafah, pandangan hidup bangsa
  • Pancasila sbagai Ideologi Nasional
  • Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Kita yakin bahwa pancasila yang kini menjadi dasar dan falsafah Negara, pandangan hidup dan jiwa bangsa merupakan produk kebudayaan bangsa Indonesia yang menjadi nilai-nilai luhur selama berabad-abad. Pancasila tumbuh dan berkembang dari budaya bangsa sendiri, yang akhirnya disepakati oleh bangsa Indonesia bersama.

Istilah pancsila pertama kali ditemukan dalam buku “Sotasoma”karya Mpu Tantular yang ditulis pada jaman majapahit. Dalam buku itu istilah “pancasila” diartikan sebagai perintah kesusilaan yang lima jumlahnya (Pancasila krama) yang berisi lima larangan untuk  (1). Melkukan kekerasn,(2). Mencuri, (3). Berjiwa dengki, (4). Berbohong, (5). Mabuk akibat miniman keras. Selanjutnya istilah “Sila” itu sendiri dapat diartikan sebagai aturan yang melatar belakangi perlaku seorang atau bangsa, kelakuan atau perbuatan yang menurut adab (sopan santun), akhlak dan moral.

Pancasila kemudian diusulkan Ir. Soekarno sebagai dasar Negara kita pada sidang badan Penyelidik usaha-usaha. Persiapan kemerdekaan Indonesia, melalui proses perumusan menjadi rumusan pancasila yang sekarang ini. Selak saat itu pancasila digunakan sebagai dasar falsafah Negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Uraian fungsi pancasila bagi bangsa Indonesia dintaranay :

 

 

  1. 1.    Pancasila sebagai falsafah, pandangan hisup bangsa

Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan hidup dalam hal sikap,  tingkahlaku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan bermayarakat bagi bangsa Indonesia dimanapun mereka berada.

Sebelum seseorang bersikap, bertingkah laku atau berbuat, terlebih dahulu ia akan berfikir tentang sikap, tingkah laku dan perbuatan mana yang sebaiknya dilakukan hasil pemikirannya merupakan suatu putusan yang disebut dengan Nilai.

Nilai adalah sifat, keadaan atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia  baik lahir maupun batin.Setiap orang dalam kehidupannya, sadar atau tidak sadar, tentu memiliki falsafah hidup atau pandangan hidup. Pandangan hidup atau falsafah hidup seseorang kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya, ketepatan dan kemanfaatanya.Itulah yang kemudian menimbulakn tekad untuk mewujudkan dalam bentuk sikap tingkah laku dan perbuatan.

Nilai-nilai sebagai hasil pemikiran yang sedalam-dalamnya tentang kehidupan yang dianggap paling baik sebagai falsafah maupun sebagai pandangan hidup.

Nilai-nilai Pancasila dijadikan dasar motifasi dalam segala sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasionalnya terkandung dalam pembukaan UUD 45.

Pancasila sebagai pandangan hidup merupakan pedoman dan pegangan dalam pembangunan bangsa dan Negara agar dapat berdiri kukuh serta mengetahui arah tujuan dalam mengenal dan memecahkan masalah (ideology, politik, ekonomi, social budaya, pertahanan dan keamanan) yang dihadapi bangsa dan Negara. Hal ini sekaligus menjadi pegangan kit ayang mantap agar tidak terombang ambing oleh keadaan apapun, termasuk pula dalam era globalisasi dewasa ini.

 

  1. 2.    Pancasila sebagai Ideologi Nasional

Ideologi adalah ajaran doktrin atau ilmu yang diyakini kebenarannya, yang disusun sistematis dan diberi petunjuk pelaksanaannya dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah yang dihdapinya dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara. Suatu pandangan hidup akan meningkat menjadi suatu palsafah hidup spsbila mendapatkan landasan berfikir maupun motivasi yang lebih jelas, sedangkan kristalisasinya kemudian membentuk satu ideology dengan pandangan hidup akan membedakan ideolgi suatu bangsa dengan bangsa lain. Kita mengenal berbagai istilah ideology, seperti ideology Negara, ideology bengsa, dan ideology nasional.

Ideologi Negara khusususnya dikaitkan pengaturan penyelenggaraan pemerintahan Negara, sedangkan ideology nasional mencakup ideology Negara dan ideology yang berhubungan dengan pandangan hidup bangsa Indonesia, ideology nasionlnya tercermin dan terkandung dalam pembukaan UUD1945 yang tercermin dan terkandung dalam pembuaan UUD 1945 adalah ideology perjuangan, yang sarat dengan jiwa dan semangat perjuangan bangsa Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Dalam alinea 1 pembukaan UUD 1945 terkandung motivasi dasar dan pembenaran perjuangan (“Kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan bertentangan dengan prikemanusiaan dan peri keadilan”), alinea 2 mengandung cita-cita bangsa Indonesia (“Negara yang merdeka dan bersatu, berdaulat, adil, dan makmur”), alinea 3 memuat petunjuk atau tekad pelaksanaannya (menyatakan : “ Kemerdekaan atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa”), alinea 4 memuat tugas Negara/tujuan nasional, menyusun undang-undang dasar, bentuk susunan Negara berkedaulatan dan dasar Pancasila.

 

  1. 3.      Pancasila sebagai Ideology Terbuka

Pengertian ideology terbuka adalah ideology yang dapat berinteraksi dengan perkembangan jaman dan adanya secara internal. Pancsila adalah ideology terbuka, maka dalam mengembangkan pemikiran untuk mengamalkan pancasila disaat perubahan dan tantangan zaman yang terus bergerak dan dinamis, nilai-nilai dasar pancasila tidak boleh berubah. Sedangkan pelaksanaannya kita sesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan nyata yang kita hadapi dalam tiap kurun waktu.

Beberapa factor yang mendorong pemikiran mengenai keterbukaan ideology pancasila adalah:

  1. Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan dinamika masyarakat yang berkembang sangat cepat.
  2. Kenyataaan menunjukkan, bahwa bangkitnya ideology yang tertutup dan beku cenderung meredupkan perkembangan dirinya.
  3. Pengalaman sejarah politik kita sendiri pada masa lampau.
  4. Tekad kita untuk mempertahankan kesadaran akan nilai-nilai dasar pancasila yang bersifat abadi dan hasrat mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam rangka mencapai tujuan nasional.

Keterbukaan ideology pancasila terutama ditunjukkan dalam penerapannya yang berbentuk pola pikir yang dinamis dan dapat mengakui perkembangan jaman.

 

  1. B.  Fungsi dan Peranan Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat Berbangsa dan Bernegara

Isi Pembukaan UUD 1945 menggambarkan pandangan atau falsafah hidup bangsa, konsepsi dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan, yang terkandung didalamnya gagasan dan fikiran terdalam mengenai kehidupan yang dianggap baik. Pandangan atau falsafah hidup pancasila itu merupakan kristalisasai dari nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia yang diyakini kebenarannya dan ketepatannya serta menimbulkan tekad untuk mewujudkannya.

Fugnsi dn peranan it uterus berkembang sesuai dengan tuntutan jaman. Itulsh sebabnya pancasila memiliki berbagai predikat sebagai sebutan nama yang menggmbarkan fungsi dan peranannya. Untuk memudahkan pemahaman akan fungsi dan peranan pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbnagsa dan bernegara diuraikan mulai dari yang abstrak sampai yang konkrit.

 

  1. 1.    Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia

Ini bearti pancasila berfungsi dan berperan dalam memberikan gerak dan dinamika serta membimbing kearah tujuan untuk mewujudkan pancasila.

  1. 2.    Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia

Ini berarti pancasila berfungsi dan berperan dalam menunjukkan adanya kepribadian bangsa Indonesia yang dapat dibedakan degna bangsa lain, yaitu berupa sifat tingkahlaku dan perbuatan yang senantiasa selaras, serasi dan seimbang sesuai dengan penghayatan dan pengalaman sila-sila pancasila secara built dan utuh.

  1. 3.    Pancasila sebagai dasar Negara Republic Indonesia

Sebutan ini mengandung arti bahwa pancsila digunakan sebagai dasar untuk mengatur dan pertahanan keamanan. Pancasila sebagai dasar Negara terdapat dalam alinea ke IV pembukaan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional.

  1. 4.    Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia

Untuk mengatur penyelenggraan pemerintah Negara dan peraturan perundang-undangan. Semua perundang-undangan itu harus bersumber pada pancasila, mengnadung nilai-nilai luhur pilihan bangsa yang telah disepakati dan dirumuskan secara konstitusional dalam pembukaan U1945. Ketentuan yang mengatur tentang pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib hukum) dapat ditemukan dalam ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1996. Menurut ketentuan tersebut, yang disebut sumber dari sumber hukum adalah pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum, serta cita moral yang meliputi suasana kewajiban dan watak dari bangsa dan rakyat yang luhur.

  1. 5.    Pancasila sebagai perjanjian luhhur

Sebutan ini muncul dalam pidato kenegaraan presiden Soeharto didepan sidang Dewan Perwakilan Rakyat, Gotong-Royong (DPR-GR) pada tanggal 16 Agustus 1967. Pancasila dinyatakan sebagai perjanjian yang luhur seluruh rakyat Indonesia, yang berarti pancasila harus kita bela untuk selama-lamanya. Perjanjian luhur yang dimaksud telah dicantumkan pada tanggal 18 Agustus 1945 yakni saat Panitia Persiapan Kemerdekaan (sebagai wakil seluruh rakyat Indonesia) menetapkan dasar Negara pancasila secara konstitusional dalam pembukaan UUD 1945 (sebagai wakil seluruh rakyat Indonesia)menetapkan dasar Negara pancasila secara konstitusional dalam pembukaan UUD 945.

  1. 6.    Pancasila sebagai pandangan hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia

Sebutan ini digunakan sebagai pengganti sebutan pancasila sebagai “alat pemersatu bangsa yang pernah disalah gunakan oleh pemimpin pemberontakan G-30S/PKI. Aidit menurutnya pancasila sebagai “alat pemersatu”, sudah kehilangan fungsinya setelah Irian Barat kembali kepangkuan Republik Indonesia. Sehingga dengan demikian pancasila dapat diganti dengan ideology lain ampuh untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa, tetapi fungsi dan peranannya tidak sebagai alat, melainkan sebagai pandangan hidup yang memepersatukan bangsa Indonesia.

  1. 7.    Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia

Dasar Negara Indonesia yang dirumuskan dan terkandung dalam pembukaan UUD 1945 juga memuat cita-cita nasional (alinea II dan IV). Cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia itu kemudian dijabarkan dalam tujuan pembangunan nasional melalui Garis- Garis Besar Haluan Nrgara (GBHN).

  1. 8.    Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Sebutan ini dapat dijumpai dalam ketetapan MPR No. II/MPR.1983. Pengertian asas disini meliputi juga dasar, landasan dan pedoman serta kata-kata lain yang mengandung pengertian yang sama dengan asas. Semau organisasi politik dan golongan karya, organisasi kemasyarakatan dan lembaga-lembaga kemasyarakatan, wajib mencantumkan asas ini dalam anggaan dasar masing-masing organisasi tersebut.

  1. 9.    Pancasila sebagai moral pembangunan

Sebutan ini mengandung maksud agar nilai-nilai luhur pancasila (norma-norma pancasila yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945)dijadikan tolak ukur dalam melaksanakan pembangunan nasional, baik dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan maupun dalam evaluasinya.

  1. 10.              Pembangunan nasional sebagai pengamalan pancasila

Pancasila harus dilaksanakan pembangunan nasional yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Yang dijabarkan dalam GBHN, pelita berbagai proyek dan seluruh kegiatan pembnagunan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan rakyat baik ditungkat pusat maupun daerah semua berdasarkan pancasila.

 

  1. C.  Pelestarian Pancasila

Bagi bangsa Indonesia tidak ada keraguan sedikitpun mengenai kebenaran dan ketepatan pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar Negara. Memang setelah proklamasi kemerdekaan 17Agustus 1945 tercatat sebagai peristiwa dan pergolakan politik sampai pemberontakan senjata, yang apabila dikaji secara mendalam mempunyai tujuan akhir untuk mengubah pancasilasebagai dasar Negara dan menggantinya dengan dasar Negara yang lain.

Dalam perjalanan sejara kita selama dari tiga dasawarsa merdeka kita mengalami berbagai babak sejarah. Ada masa kebenaran pancasila sebagai dasar Negara diperdebatkan lagi sehingga bangsa kita nyaris berada ditepi jurang perpecahan. Mengenai hal ini ssejarah politik dan ketatanegaraan kita mencatat kemacetan sidang konstituante, yang setelah tiga tahun tidak berhasil melaksanakan tugas,terutama karena adanya ikiran untuk mengganti pancasila dengan dasar Negara lain. Sehingga konstituante tidak berhasil mengambil keputusan mengenai dasar Negara Republik Indonesia. Akhirya dikeluarkan dekrit presiden pada tanggal 5 juli 1959, dalam dekrit presiden ini terkandung pula penegasan pamcasila sebagai dasar Negara telah tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

Adapula masa untuk mengubah pancasila yang dilakukan dengan pemberontakan bersenjata yang penyelesaiannya memeakan waktu yang bertahun-tahun dan meminta banyak pengorbanan rakyat. Jalan lurus pelaksanaan pancasila juga dapat beberapa rintangan dengan adanya usaha pemutarbalikan pancasila dan pancasila dijadikan sebagai tameng untuk menyusupkan ideology lain yang justru bertentangan dengan nilai-nilai pancasila. Penafsiran pancasila harus dilaksanakan dan diamalkan besama untuk membimbing bangsa Indonesia demi terwujudnya kehidupan yang kita cita-citakan bersama.Untuk mencegah ancaman penyelewengan terhadap pancasila itu ditentuka oleh MPR sebuah TAP penafsiran pancasila harus dilaksanakan dan diamalkan bersama untuk membingbing bangsa Indonesia menuju terwujudnya kehidupan yang kita cita-citakan bersama. TAP Nomor II/MPR/1978,pada tanggal 22 maret 1978 yaitu ketetapan tentang pedoman dalam P4 yang menyatakan arti pancasila yang disingkat P4. Ada beberapa pengertian dasar dalam P4 yang menyangkut arti pancsila, arti penghayatan, arti pengamalan dan hubungan pancasila dengan kebebasan beragama.

1). Yang dimaksud dengan pancasila seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu sebagai satu kesatuan bulat dan utuh dari kelima sila, Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaaan yang dil dan beradab. Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

2). Yang dimaksud dengan penghayatan pancasila ialah meresapnya pancasila dalam hati nurani dan sikap batin manusia yang pada gilirannya terwujud didalma sikap, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari.

3).   Yang dimaksud pengamalan Pancasila adalah kesungguhan hati nurani manusia Indonesia untuk melaksanakan pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan bermasyarakat dan kehidupan kenegaraan, yang berpangkal pada kesadaran sedalam-dalamnya bahwa pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan Negara Republik Indonesia

  1. Pancasila dan UUD 1945 menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk unuk memeluk agamanya dan kepercayaannya itu.Kebebasan agama ialah salah satu hak paling asasi diantara hak-hak asasi manusia sebagai mahluk tuhan. Hak kebebasan beragama dan bukanlah pemberian Negara atau golongan.

 

Pokok-pokok isi atau esensialisasi P4 adalah sebagai berikut:

  1. Pancasila dalam P4 ditegaskan adalah sebagai
    1. Dasar Negara
    2. Kepribadian bangsa
    3. Pandangan hidup bangsa
    4. Tujuan P4 adalah menjaga kelestarian dan keampuhan pancasila demi terwujudnya tujuan nasional serta cita-cita bangsa seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
    5. Hakekat perumusan P4 bukanlah tafsir,melainkan sekedar penuntun dan pegangan hidup dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bagi :
      1. Setiap warga Negara
      2. Setiap penyelenggara Negara
      3. Setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan baik dipusat maupun di daerah.
      4. P4 berpangkal tolak dari kodrat manusia sebagai :
        1. Mahluk tuhan
        2. Mahluk pribadi
        3. Mahluk social dengan segala kemampuan dan kemauannya untuk mengendalikan diri dari kepentingan.
        4. P4 dinamakan juga Eka Prasetya Pancakarsa, Eka Prasetya adalah tekad tunggal dan janji lihur kepada diri sendiri dan sadar akan kodratnya untuk melaksanakan kewajiban. Pancakarsa adalah ribadi sebagai modal untuk mengamalkan kelima sila dari pancasila.

 

Kunci-kunci pokok dalam memahami P4 itu:

  1. Pedoman penghayatan daaan pengmalan pancasila merupakan penutupan sikap dan tingkah laku mnusia.
  2. Pedoman tersebut didasarkan atas kemampuan dan kelayakan manusiawi, karena itu apa yang ditunjukkan pada pedoman tadi memang dapat dilaksanakan oleh manusia Indonesia
  3. Pedoman ini dikembangkan dari kodrat sebsgsi makhluk pribadi dan makhluk social yang menyadarkan kita bahwa manusia hanya mempunyai arti dalam hubunagnnya dengan manusia lain.
  4. Pedoman tersebut juga dikembangna dari pandangan pancasila terhadap hubungan anatarmanusia dan masyarakatnya yang mengajarkan kepada kita bahwa kebahagiaan itu akan terasa jika saat dikembangkan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan.
  5. Berasarkan hal-hal diatas pngkal otak penghayatan dan pengamalan pancasila adalah kemampuan dan kemauan seseorang dalam mengendalikan diri dan kepentingannya agar dapat melaksanakan kewajibannya sebagai warga Negara dan warga masyarakat.

 

BAB III

HUBUNGAN TUGAS GURU DAN NILAI-NILAI LUHUR PANCASILA

 

  1. A.       HUBUNGAN TUGAS GURU SEBAGAI PENDIDIK DAN APARATUR  NEGRA DENGAN NILAI MORAL PANCAASILA

Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan manusia yang meupakan usaha manusia untuk menjembatani individu yang baru lahir dngan masyarakat lingkungannya. Makin maju dan berkembangnya satu masyarakat maka jarak antara individu yang baru lahir dengan masyarakatnya menjadi semakin jauh, sehingga diperlukan usaha yng lebih tangguh untuk menjebataninya. Usaha untuk menjembatani jarak inilah disebut pendidikan pada umumnya.Pendidikan di Indonesia merpakan upaya bangsa Indonesia dalam membantu pertumbuhan anak/peserta didik yang ada hakekatnya adalah :

v  Usaha sadar untuk mengmebnagkan dan kemampuan peserta didik, berupa kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau pelatihan bagi perannya dimasa yang akan dating.

v  Merupakan budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia.

v  Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan berlangsung seumur hidup

 

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945. Dengan system pendidikan nasional yang terpadu, dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan yang lainnya , untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional.

Adapun tenaga pendidik adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dalam penyelenggaraan pendidikan. Dan tenaga pendidik adalah anggota masyarakat yang bertugas  membimbing, mengajar dan atau melatih peserta didik, tidak lain adalah seorang guru. Sebagai seorang guru mempunyai tugas menyelenggarakan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan dan memberikan pelayanan tiknis dibidang pendidikan. Untuk dapat diangkat sebaia tenaga pengajar, tenaga pendidik harus bermain dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berwawasan pancaasila dan UUD 1945  serta memiliki kualifikasi sebagai tenaga pengajar. Berdasarkan uraian diatas maka seoarnag guru harus melaksanakan kewajiban untuk :

 

  • Menbina loyalitas pribadi dan peserta didik terhadap ideology Negara pancasila dan UUD 1945.
  • Menjungjung tinggi kebudayaan bangsa.
  • Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab pengabdian.
  • Meningkatkan kemampuanprofesional sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembnagunan bangsa.
  • Menjaga nama baik sesuai dengan kepercayaan yang diberikan masyaraka, bangsa dan Negara.

Dengan kewajuban-kewajiban guru sebagai pengajar dan pendidik yang sudah terurai diatas, maka seorang guru juga sebagai aparat Negara yang akan memajukan bangsa dan Negara, mengendaikan diri untuk kepentingan bangsa dan Negara dalam pendidikan dengan landasan pancasila dan undang-undang dasar 1945 dan palsafah pancasila. Dalam mengusahakan pendiidkan sudah tentu akan mengikuti kerangka berfikir yang didasari atas nilai-nilai yang terkandung didalam pancasila. Digali dari budaya bangsa yang memberikan acuan kepada usaha pendidikan dengan tidak terlepas dari akar budaya bangsa.Oleh sebab itu seorang guru sebagai pelaksana pendidiakan dalam bersikap, berprilaku sebaiknya berceermin kepada nilai-nilai luhur pancasila. Pancasila dijadikan pegangan dalam setiap langkah dari gerak guru agar dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional.

Adapun tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dn bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Bila kita simak apa yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional tersebut, merupakan cermin dari nilai-nilai luhur pancasila. Dengan demikian dalam pelaksanaan tugasnya guru harus mengamalkan nilai-nilai luhur pancasila, dijiwai dan dilandasi oleh nilai-nilai luhur pancasila demi kemajuan dan pembangunan bangsa.

 

  1. B.       Hubungan Butir-Butir Etika Guru dengan Nilai-Nilai Moral Pancasila

Dalam menyelenggarakan pendidikan, guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik sangat penting peranannya, disamping juga ada unsure lain seperti sarana, kesejahteraan, kurikulum dan system penilaian. Untuk mencapai hasil pendidikan yang berkualitas maka guru dituntut kerja secara professional, memiliki kemampuan, keahlian dalam proses belajar mengajar, menguasai materi pelajaran dan sebagainya. Setiap guru tenaga professional memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakan tugas pokokny a sebagai pendidik dan pengajar.

Untuk membina tanggung jawab yang tinggi seorang guru yang berstatus pegawai negeri, harus diambil sumpah jabatannya pada awal pengangkatannya. Sumpah jabatan pada dasarnya merupakan norma hukum harus yang ditaati, meskipun tidak ditetapkan dalam bentuk perundang-undangan.

Sumpah jabatan dilakukan pengokohan dengan pengambilan sumpah menurut agama atau kepercayaan guru yang bersangkutan oleh rohaniawan. Hal ini mencerminkan pengalaman nilai Ketuhanan Yang maha esa yang berarti bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Sumpah jbatan guru secara garis besarnya menurut norma-norma:

  1. Kewajiban menjungjung tinggi dan membela konstitusi Negara, termasuk pandangan hidup bangsa dan dasar Negara pancasila (mencerminkan nilai persatuan)
  2. Kewajiban melaksanakan jabatan untuk kepentingan kemanusiaan, khususnya kepentingan bangsa   dan Negara (mencerminkkan nilai kemanusiaan)
  3. Larangan menganut paham dan mengajarkan teori-teori yang bertentangan dengan ideology Negara yang diakui sah oleh pemerintah (mencerminkan nilai-nilai persatuan).
  4. Kewajiban mewujudkan dan mengerjakan aspek-aspek khusus dalam rangka pembentukan warga Negara yang memahami dan menjalankan hak dan kewajiban (mencerminkan nilai kemanusiaan).

Selain sumpah jabatan guru-guru di Indonesia dituntut pula untuk mentaati norma-norma didalam kode etik guru Indonesia yang dikleuarkan oleh organisasi Profesional Guru Indonesia yaitu Persatuan Guru Republik Indonesia(PGRI). Kode Etik Guru Indonesia ini merupakan pedoman guru dalam melaksanakan tugaanya, menjaga wibawa dan nama baik seorang guru. Persatuan Guru Republik Indonesia menyadari bahwa pendidikan merupakan suatu bidang pengabdian terhadap tuhan yang maha esa., bangsa dan tanah air, serta kemanusiaan pada umumnya. Untuk itu perlu adanya norma yang mengatur guru dalam melaksanakan tugasnya, baik hubungan guru dengan murid, guru dengan teman sekerja, guru dengan orang tua dan masyarakat, guru dengan jabatannya maupun guru dengan pemerintah. Norma tersebut dari pancasila sebagai pndangan hidup bangsa dan UUD 1945 sebagai hukum dasar.

Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan UUD 1945 dalam melaksanakan karyanya berpedoman pada Kode Etik Guru sebagai berikut :

Guru berbakti membimbing anak didik sutuhnya untuk membentuk manusia pembnagunan yang berpancasila seperti :

  1. Guru menghormati hak individu, agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa ( cermin sila pertama Pancasila)
  2. Guru menghormati dan membimbing kepribadian anak didiknya ( cermin sila kedua Pancasila)
  3. Guru melatih anak didik memecahkan masalah-massalah dan membina daya kreaasinya agar dapat menunjang masyarakat yang sedang membnagun (cermin sila kelima pancasila)
  4. Guru memiliki kejujuran professional moral dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing ( cermin sila kedua Pancasila).
  5.  Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan (cermin sila kedua pancasila)
  6. Guru menciptakan suaasana kehidupan sekolah yang memelihara hubungan orang tua murid dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik(cermin sila ketiga Pancasila)
  7. Guru memelihara hubungan baik dengan msyarakat disekitar sekolah maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan kependidikan (cermin sila ketiga Pancasila)
  8. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan dalam bidang kependiidkan dan sebagainya.

 

Jadi berdasarakan beberapa uraian Kode Etik gurudi atas dapat kita renungkan bahwa seorang guru dapat melaksanakan tugas sebagai pendidik dan pengajar mempunyai etiket atau norma. Pada dasarnya etiket atau norma seorang guru bersumber pada pandangna hidup bangsa  yaitu Pancasila. Sehingga sikap dan perilaku guru dalam melaksanakan tugas tidak terlepas dari pancasila bahkan dijiwai oleh nilai-nilai luhur Pancasila. Dalam perkembangan anak didik akan menghadapi berbagai ketentuan yang terdapat dimasyarakat dan mengikat susila, moral, hukum,agama yang dijadikan pedoman dalam hidup bersama. Nilai-nilai yang terkandung dalam adat, tata susila,moral dan hukum dimasyarakat bersumber  pada pandangna hidup bangsa yakni pancasila. Dengan demikian guru sebagai pendidik dan pengajar harus membimbing, melatih, mengarahkan anak didiknya agar dapat berkembang sesuai dengsn norma-norma yang berlaku dalam amsyarakatnya. Tentunya diawali dari guru itu sendiri menerapkan etiket seorang guru yang bersumber pada nilai-nilai luhur Pancasila dan dasar Negara.

 

  1. C.       Penerapan Nilai-Nilai Moral Pancasila Dalam Sikap dan Perilaku Guru Sebagai Panutan Dalam Pembangunan

Istilah guru diberikan kepada orang yang mengajar dan mendidik di tingkat SD, SLTP dan SLTA. Guru yang bertugas diperguruan tinggi disebut disen dengan tugas pokok wewenang dan tanggung jawab lebih luas, yaitu disbanding pendiidkan dan pengjaran, peneitian dan pengabdian masyarakat. Ketiga bidang ini disebut Tridarma Perguruan Tinggi.

Sebagai pengajar yang baik, hubungan yang terjalin diantara guru dan murid adalah saling percaya. Murid percaya kepada gurunya, karena mereka yakin guru mempunyai kemampuan untuk meyerap bahan yang akan diajarkan. Disamping itu sangat diperlukan hubungan yang membangkitkan rasa senang pada diri murid untuk belajar, karena murid melihat kemampuan guru untuk menerangkan hal yang sulit menjadi mudah melalui bahasa yang sederhana.

Diantara generasi tua dan muda seringkali terdapat jurang pemisah, terutama dalam hal pendapat, guru sebagai pembaharu harus mampu menjembatani jurang pemisah dengan membebaskan keterkaitan murid pada masa ini dan mampu memandang jauh kedepan. Hubunga yang terbuka diantara guru dan murid seperti hubungan ibu mencintai anaknya yang baru mulai berjalan.

Guru yang baik menjadi panutan murid-muridnya. Hubungan guru dan murid  didalam hal ini seperti hubungan para penggemar terhaadap tokoh idolanya.  Tetapi guru harus mengarahkan perkembangan muridnya sesuia kepribadiannya masing-masing, tidak mentah-mentah menjiplak kepribadian guru.

Ada guru yang beranggapan bahwa ia sudah mengetahui segala hal, sehingga tidak mempunyai keinginan untuk belajar lagi. Guru yang bersikap seperti ini akan mematikan gairah  murid untuk menggali ilmu batu, lebih baik guru mempunyai anggapan bahwa pengetahuannya masih kurang, kemudian bersama-sama dengan para murid mencari keberadaan ilmu pengetahuan. Disini hubungan murid dan guru seperti murid dan teman sejawatnya.

Dalam perjalanan hidup menempuh jenjang kedewasaan murid memerlukan seseorang untuk mendengarkan dan memeberikan nasehat yang sangat berguna untuk mengatasi masalah yang sedang mereka hadapai. Gurunya yang bijaksana sangat menghargai apa yang dikemukakan oleh muridnya, hubungan yang berdasarkan saling menghargai itu akan sangat menolong pemecahan masalah  yang sedang dihadapi murid. Guru harus menyadari bahwa murid yang mempunyai kemampuan, mencipta hak terbatas. Tugas guru disini membantu untuk menemukan cara memanfaatkan kebutuhan berkreasi, jadi hubungan guru dan murid idsini serupa dengan hubungan bidan  dan ibu yang sedang ditolong dalam melahirkan bayinya. Guru membimbing murid melahirkan, menghaislkan dan mengembangkan daya ciptanya, kreasinya.

Guru menjadi orang yang tidak tahu dan yakin akan pengetahuan anaknya sekaligus sadar akan keterbatasannya. Pribadinya tercermin dalam segala tindakan, baik mengenai hubungan  antara sesame manusia maupun cara dalam mengambil keputusan . Keunggulan pengetahuan seorang guru sangat membantu peningkatan hasrat murid untuk belajar. Dibawah  naungan guru yang berwibawa murid merasa aman seperti anak ayam dibawah sayap induknya.

Guru perlu mengetahui sebagai manusia murid mempunyai potensi untuk berbagai kemungkinan. Murid belum tentu menyadari potensi yang mereka miliki. Gurulah yang harus menolong murid menyadarkan mereka dan berusaha untuk mengembangkannya.    Guru sebagai penilai harus memberi penilaian  pada murid bukan untuk mengadilinya. Guru harus bertindak adil dan berhati-hati untuk membantu menyadari apa yang telah dicapainya dan apa yang belum, membimbing mereka untuk mengatasi kelemahannya serta mengembnagkan kekuatannya.

Perilaku guru yang sudah diuraikan diatas dapat diuraikan penuntun bagi anak didiknya sebagai wujud dari nilai-nilai luhur Pancasila diantaranya :

v  Seorng guru yang menghargai martabat muridnya

v  Guru yang mempercayai muridnya

v  Guru yangmengerti akan hak-hak dan kebutuhan anak didiknya

v  Guru yang terbuka akan perbedaan pendapat dengan murid

v  Guru yang rendah hati, tidak sombong

v  Guru yang mengakui kemampuan anak didiknya

v  Guru yang mau berusaha meningkatkan pengetahuan

v  Guru yang berusaha meningkatkan kemampuan anak didiknya

v  Guru yang bersikap adil dalam penilaian dan sebagainya.

Seorang guru juga mempunyai tanggung jawab memberikan bimbingan anak. Bimbingan anak adalah pertolongan yang diberikan kepada naka dengan harapan membantu anak untuk menentukan kemana ia akan pergi, apa yang ingindikerjakannya atau bagaimana ia sebagainya mencapai tujuan. Bimbingan juga merupakan usaha mempengaruhi anak sehingga ia dapat berjalan selaras dalam keluarga maupun lingkungan socialnya.

Terlebih dimasa pembangunan ini, guru hendaknya dapat dijadikan teladan, baik sikap, perilaku dan tanggung jawabnya sebagai pembimbing, dan pendoronganak didik agar lebih maju dalam prestasinya, meningkatkan kemampuan da keterampilan siswa dimasa pembangunan. Anak didik dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, yang akhirnya akan bermanfaat bagi bangsa Indonesia mempunyai semangat berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional sebagai manuisa pembangunan.

Manusia kreatif yang dimaksud adalah manusia yang dapat diandalkan, kreatif akhirnya mampu membangun bangs. Manusia pembangunan secara umum adalah manusia-manusia yang cerdas, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Ynag maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian mantap dan mandiri serta bisa bertanggung jawab terhadap bangsa dan masyarakat.

Untuk menghasilkan manusia pembangunan semacam ini sangat diperlukan peranan guru, figure yang pantas digugu dan ditiru baik dalam sikap dan prilakunya, berlandaskan nilai-nilai luhur Pancasila.

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

 

 

 

 

  1. A.     Kesimpulan

Dari pembahasan diatas sudah diuraikan dapatlah disimpulkan :

  1. Pendidikan adalah usaha dasar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi perannya dimasa yang akan dating .
  2. Pendidikan nasional adalah pendiidkan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada pancasila dan UUD 1945.
  3. Tenaga Pendidik  adalah anggota masyarakat yang betugas membina, mengajar dan melatih peserta didik.

Guru adalah seorang pendidik berkewajiban untuk :

  • Membina loyalitas dan peserta didik terhadap ideology Pacsila dan UUD 1945
  • Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan pengabdian.
  • Mrningkatkan kemampuan professional sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan bangsa.
  • Menjaga nama baik sesuai dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat bangsa dan Negara.
  1. Fungsi pancasila bagi abngsa Indonesia adalah :
  • Pancasila sebagai falsafah, pandangan hidup bangsa yang berarti pancasila berfungsi sebagai pedoman dan pegangan dalam hal sikap, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi bangsa Indonesia dimanapun berada.
  • Pancasila sebagai ideology nasional, berarti ideology yang dapat berinteraksi dengan perkembangan jaman dan adanya dinamika secara internal.
  1. Fungsi dan peranan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara :
  • Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia
  • Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia
  • Pancasila sebagai dasar Negara dan sumber dari segala sumber hukum di Indonesia
  • Pancasila sebagai perjanjian luhur
  • Pancasila sebagai pandangan hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia
  • Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia
  • Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
  • Pancasila sebagai moral pembangunan
  • Pembangunan nasional sebagai pengamalan pancasila.
  1. Nilai-nilai luhur pancasila adalah mencakup nilai-nilai
    1. Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Ynag Maha Esa
    2. Keberadaban
    3. Keadilan
    4. Persatuan
    5. Mufakat
    6. Kesejahteraan
    7. Kebebasan
    8. Guru Indonesia adalah guru yang dijiwai dan didasari nili-nilai luhur pancasila dalam bersikap dan berprilaku, sehingga sikap dan perilaku guru dalam kehidupannya mencerminkan nilai-nilai luhur pancasila, agar dapat mempersiapkan anak didiknya menjadi manusia-manusia pembangunan yang dijiwai oleh nilai-nilai luhur pancasila. Karena guru dalam usaha melestarikan nilai-nilai luhur pancasila melalui anak didik yang dididknya, melalui sikap dan perilakunya yang diteladani oleh anak-anak didik, maka guru akan dapat menanamkan contoh dengan sikap dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila seperti:
      1. Kepercayaan dan ketaqwaan kepada Tuhan Ynag Maha Esa
      2. Guru yang mempunyai adanya kemmapuan anak didiknya
      3. Guru yang bermusyawarah dapat mneghargai dan menerima pendapat anak didik
      4. Guru yang menghargai kebebasan anak didik untuk mengembnagkan kreatifitas dan pengetahuannya
      5. Guru yang selalu berusaha mengembnagkan profesionalismenya, berusaha keras menambah ilmu pengetahuannya
      6. Guru yang menjalin hubungan tanpa membeda beda kan teman sejawat, anak didik maupun dengan masyarakat dan sebagainya.

Dengan demikian jelaslah bahwa guru mempunyai peranan penting dalam melestarikan nilai-nilai luhur pancasila.

 

  1. B.     Saran

Dalam melestarikan nilai-nilai pancasila, sikap dan perilaku guru mempunyai peranan penting, maka guru hendaknya membekali dirinya dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa sehingga mempunyai rasa, jiwa, perilaku, budi pekerti yang baik beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Ynag Maha Esa.

Hendaknya guru sebagai pendidik dan pengjar dapat mengembnagkan profesionalisme agar dapat mengembnagkan kretifitasnya, bertanggung jawab dan dapat membudayakan nilai-nilai luhur pancasila dalam kehidupan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PENUTUP

 

 

Sebagai bangsa yang besar mempunyai nilai-nilai budaya, telah diuji dan ditempa oleh pelajaran sejarah. Kita selalu optimis menhadapi perubahan jaman namun jangan sampai larut dalam proses perubahan jaman yang ada. Sebaiknya kita perlu waspada berbagai akibat negative dari perubahan yang ada dengan  tekad dan nilai-nilai luhur pancasila mka timbullah kesadaran untuk  mengamalkan sikap dan perilaku yang didasari nilai-nilai luhur Pancasila.

Akhirnya penulis berharap bahwa guru sebagai pendidik dan pengajar dapat member contoh dan menanamkan sikap perilaku yang dijiwai nilai-nilai moral pancasila disetiap waktu, sehingga anak didik dapat meneladani sikap dan perilaku tersebut sebagai wujud pelestarian nilai-nilai luhur pancasila.

Penulis mengucapkan syukur atas terselesaikannya karya tulis ini, meskipun belum sempurna mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kehidupan penulis pribadi amupun guru-guru di Indonesia pada umumnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

  1. Alfan, Politik Kebudayaan dan Manusia Indonesia. Jakarta LP3ES, 1980

 

  1. Frans Magnis Suseno, Etika Politik, Prinsip-Prinsip, Moral Dasar Kenegaraan Modern, Jakarta, Gramedia

 

  1. Kelompok Studi Pancasila Universitas Parahyangan, Ideologi Pancasila adalah Ideologi Negara dan Bangsa Indonesia, Bandung , Universitas Parahiyangan, 1985

 

  1. Pranaka, AMW, Sejarah Pemikiran Tentang Pancsila, Jakarta CSIS, 1986

 

  1. Sunoto, Filsafat Sosial dan Politik Pancasila, Yogyakarta, Liberty, 1985

 

  1. Slamet Sutrisno (ed), Pancasila Sebagai Metode, Yogyakarta, Andi, 1985

 

  1. Suwarno, PJ, Masalah-Masalah Humanior Dalam Pengamalan Pancasila, Yogyakarta, IKIP Sanata Dharma, 1988

 

  1. Santono Kartodirjo, Sejarah Nasional Indonesia, Jakarta Departemen Pendiidkan dan Kebudayaan, 1975

 

  1. Soeparno, M.Ed, Badan Penataran P4, Jakarta, BP-7 pusat, 1995

 

  1. Team, Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jakarta, PT. Cita Adi Pustaka,1989

 

  1. Soepranoto, M.Ed, Mimbar BP-7 Media Pembudayaan P4, Jakarta BP-7, 1997

 

  1. Wikarta, Sistem Pendidikan nasional, Jakarta, CV. Eka Jaya,1989

 

H. Hadiri Nawawi, Kebijakan Pendidikan di Indonesia Ditinjau dari Sudut Hukum, Yogyakarta, Gajah Mada University. Press, 1994

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

PERANAN MEMBACA DALAM DUNIA PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN SD NEGERI TAJURHALANG 01 KECAMATAN CIJERUK KAB. BOGOR

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.  LATAR BELAKANG MASALAH
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Pendidikan memiliki kekuatan (pengaruh) yang dinamis dalam kehidupan manusia dimasa depan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.

Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa negara kita ingin mewujudkan masyarakat yang cerdas. Untuk mencapai bangsa yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar. Masyarakat belajar dapat terbentuk jika memiliki kemampuan dan keterampilan mendengar dan minat baca yang besar.  Apabila membaca sudah merupakan kebiasaan dan membudaya dalam masyarakat, Maka jelas buku tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.

Pada GBPP/kurikulum SD 1994 terdapat dua jenis tujuan yang harus dipahami guru, yakni tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan khusus terbagi kedalam tiga aspek  sasaran pembelajaran, yakni tujuan yang berkenaan dengan aspek pembahasan, aspek pemahaman, dan aspek penggunaan. Kedua jenis tujuan tersebut merupakan penjabaran dari tujuan kelas dan butir-butir pembelajaran yang tercantum dalam GBPP SD 1994 Bahasa Indonesia.

Membaca merupakan suatu proses dekoding (decoding), artinya membaca adalah suatu kegiatan untuk memecah kode-kode bahasa berupa lambang-lambang verbal. Membaca adalah suatu proses merekonstruksi makna sebuah teks, yaitu  suatu usaha untuk menelusuri makna yang ada dalam sebuah tulisan. Pada dasarnya keterampilan membaca hanya diperoleh melalui latihan bukan pembawaan sejak lahir.

 

Tujuan pembelajaran membaca di SD dalam kurikulum 1994 disesuaikan dengan tingkat kelas masing-masing. Kelompok membaca di SD dikelompokkan menjadi dua kelompok: membaca kelas rendah disebut juga membaca permulaan yang sepenuhnya dilaksanakan dikelas 1 dan kelas 2, membaca kelas tinggi disebut juga membaca lanjutan, untuk membaca jenis  ini diberikan dikelas 3,4,5 dan 6 , tujuan pengajaran membaca lanjutan ini adalah bagaimana guru dapat memperlancar kemampuan siswa untuk mengubah lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi yang bermakna dan akhirnya dapat memahami isi wacana (Petunjuk Pengjaran Membaca dan Menulis kelas 3,4,5 dan 6 di Sekolah Dasar Depdikbud).

Bahan pelajaran membaca yang tercantum dalam GBPP 1994, tidak terjabar secara kronologis melainkan tersebar secara acak  dari tiap  tingkat kelasnya. Butir-butir  pembelajaran membaca yang terdapat dalam kurikulum/GBPPBahasa Indonesia 1994 seperti membaca puisi, membaca cerita, membaca  cepat teks bacaan, membaca cerita pendek, membaca cerita rakyat,  membaca percakapa/dialog, membaca dan meringkas bacaan dan membaca dalam hati.
Dalam dunia pendidikan, buku terbukti berdaya guna dan bertepat guna sebagai salah satu sarana pendidikan dan sarana komunikasi. Dalam kaitan inilah minat membaca dan pelayanan perpustakaan harus dikembangkan sebagai salah satu instalasi untuk mewujudkan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Membaca  merupakan bagian terpenting untuk mengetahui segala sesuatu  dan besar pengaruhnya terhadap mutu pendidikan.

Berdasarkan dari latar belakang tersebut diatas, maka dalam penelitian ini penulis memilih judul “Peranan Membaca dalam Dunia Pendidikan di Lingkungan SD Negeri Tajurhalang 01 Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor”.

 

 

 

 

 

 
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Sesuai dengan judul laporan  ini “Peranan Membaca dalam Dunia Pendidikan di Lingkungan SD Negeri Tajurhalang 01”, terkait dengan pelaksanaan program pendidikan di sekolah dan fungsi  membaca dalam kehidupan sehari-hari.
Berkaitan dengan judul tersebut, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1.         Bagaimana peran membaca  terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah

2.         Bagaimana cara menumbuhkan minat membaca agar tidak mengandalkan belajar hanya disekolah saja.

3.         Kurangnya fasilitas yang mendukung untuk membaca, salah satunya tidak adanya perpustakaan.

4.         Kurangnya motivasi pada diri siswa untuk membaca.

5.         Rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap  materi yang dibaca.

 

  1. A.  PEMBATASAN MASALAH.

Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka laporan  yang dibahas dibatasi pada masalah :

1.         Peran membaca  terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah;

2.         Cara-cara menumbuhkan minat membaca pada usia dini, agar dapat menambah wawasan.

3.         Menyediakan sarana untuk membaca.

 

 

 

  1. B.  PERUMUSAN MASALAH.

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1.         Bagaimana deskripsi peran membaca terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah ?

2.         Bagaimana deskripsi cara agar menanamkan minat baca pada usia dini sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

Membaca merupakan kunci kearah gudang ilmu dan sangat fungsional dalam hidup dan kehidupan manusia. Sesuai  dengan  judul laporan ini, pembahasannya meliputi  tujuan membaca, fungsi membaca dikaitkan dengan bidang studi lain , strategi pembelajaran membaca dan peranan membaca dilingkungan SD Negeri Tajurhalang 01.
A. TUJUAN PENGAJARAN MEMBACA DI SEKOLAH

Pada umumnya tujuan pengajaran membaca di sekolah ialah untuk memahami apa yang dibaca atau isi bacaan dan  meningkatkan kompetensi kebahasaan atau pemerolehan kemampuan berbahasa.  Menurut  pendapat Nuttall (1982), tujuan program pengajaran membaca  adalah meningkatkan kemampuan siswa agar dapat membaca teks asli yang belum pernah  dikenalnya dengan tingkat kecepatan yang memadai dan dengan pemahaman yang memadai tanpa mengalami hambatan. Tujuan membaca inilah yang sangat sesuai dengan hal yang akan dibahas.

Pada kurikulum 1994 GBPP  pelajaran Bahasa Indonesia,tujuan membaca di SD  disebut pada butir 5 sampai dengan butir 8, tujuan khusus pemahaman adalah sebagai berikut :

 

  1. Siswa mampu memahami  isi bacaan dengan tepat.
  2. Siswa mampu mencari sumber informasi, mengumpulkan dan menterap informasi.
  3. Siswa memilki kegemaran dan keterampilan untuk meningkatkan pengetahuan dan     memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari.
  4. Siswa memiliki kegemaran membaca/menikmati karya sastra untuk meningkatkan kepribadian, mempertajam kepekaan perasaan dan memperluas wawasan kehidupannya.

 

Tujuan membaca dikelas rendah, kelas 1 dan 2 yitu:

  1. Pengenalan huruf.
  2. Mampu membaca beberapa kata.
  3. Mapu membaca kalimat.

Tujuan membaca dikelas tinggi, yaitu kelas 3,4,5 dan 6, yaitu sebagai berikut :

  1. Siswa mampu membaca bacaan dengan lancar dan dapat menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri.
    1. Siswa mampu membaca bcaan dengan lancar dan memahami isinya
    2. Siswa dapat mencari kata-kata yang sukar dengan menggunakan kamus atau sumber-suber lain.
      1. Siswa mampu memahami cerita, puisi dan drama serta dapat memberikan kesan.
      2. Siswa mampu membaca teks bacaan dan menyimpulkan isinya  dengan kata-kata sendiri.
      3. Siswa mampu membaca teks bacaan  secara cepat dan dapat mencatat gagasan-gagasan utama.
        1. Siswa mapu menyerap isi cerita, puisi dan drama serta dapat memberikan tanggapan.
        2. Siswa mampu membaca teks bacaan serta dapat mengutarakan pendapat dan tanggapan mengenai isinya.
          1. Siswa mampu membaca sekilas suatu teks bacaan dan menemukan garis besar isinya.

 

  1. B.  FUNGSI MEMBACA DIKAITKAN DENGAN BIDANG STUDI LAIN.

Berdasarkan tujuan pengajaran membaca di sekolah, maka fungsi membaca dengan bidang studi lain, sebagai berikut :

 

  1. Fungsi pembelajaran membaca dikaitkan dengan Bahasa Indonesia.

Fungsi pengajaran Bahasa Indonesia memiliki fungsi ganda sebagai bahasa pengantar dalam mengawali dan memperluas wawasan siswa, mengembangkan keterampilan berbahasa dan mengembangkan keterampilan memahami bacaan.

  1. Fungsi pengajaran membaca dikaitkan dengan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara dan sejarah. Fungsi pengajaran pengetahuan Sosil di SD berfungsi mengembangkanpengetahuan dan keterampilan dasar untuk melihat kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari.

 

  1. Fungsi Pengajaran Membaca Dikaitkan dengan Pendidikan Kewarganegaraan.

Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Fungsi pengajaran membaca pada mata pelajaran Pkn  yaitu mengembangkan dan melestarikan nilai luhur pencasila dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan dan membina siswa yang sadar akan hak dan kewajibannya, taat pada peraturan yang berlaku serta berbudi pekerti luhur dan membina murid agar memahami dan menyadari hubungan antar sesama anggota keluarga, sekolah dan masyarakat.

  1. Fungsi Pengajaran Membaca Dikaitkan dengan Ilmu Pengetahuan Alam.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam seitar. Fungsi pengajaran membaca  pada mata pelajaran IPA yaitu memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis lingkungan alam dan lingkungan buatan serta pemanfaatannya, mengembangkan keterampilan proses, mengembangkan wawasan, sikap, dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari, mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi.

  1. Fungsi Pengajaran Membaca Dikaitkan dengan Matematika.

Matematika sebagai salah satu ilmu dasar  yang diajarkan di Sekolah Dasar adalah kemampuan untuk mengembangkan keterampilan berhitung. Fungsi matematika sekolah adalah sebagai salah satu unsur masukan instrumental, yang memiliki objek dasar abstrak dan berlandaskan kebenaran konsistensi, dalam proses belajar mengajar unutk mencapai tujuan pendidikan.

  1. Fungsi Pengajaran Membaca Dikaitkan dengan Kerajinan Tangan dan Kesenian.

Mata pelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian meliputi bahan kajian tentang olah tangan dan citarasa keindahan. Mata  Pelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian berfungsi untuk mengembangkan sikap, kemampuan (keterampilan dasar) kreativitas, dan kepekaan citarasa.

  1. C.  STRATEGI  PEMBELAJARAN MEMBACA

 

Strategi belajar-mengajar merupakan alat interaksi di dalam proses belajar mengajar.Strategi belajar mengajar yang digunakan harus menimbulkan aktivitas belajar yang baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Strategi Belajar Mengajar dapat dikelompokkan berdasarkan dengan berbagai timbangan.

  1. Atas Dasar Pengolahan Pesan.
    1. Strategi Deduktuif, stategi deduktif pembelajaran atau bahan pelajaran diolah mulai dari yang umum , generalisasi atau rumusan  ke yang bersifat khusus.
    2. Strategi Induktif, strategi induktif materi atau bahan pelajaran diolah mulai dari yang khusus ke yang umum.
    3. Atas dasar Pertmbangan Pihak Pengolah Pesan.
      1. Strategi Ekspositorik, strategi ekspositorik bahan atau materi pelajaran diolah oleh guru,siswa tinggal menerima.
      2. Strategi Heuristik,bahan atau materi pelajaran diolah oleh siswa.
  2. Atas dasar pertimbangan pengaturan guru
    1. Strategi Seorang Guru, artinya guru mengajar kepada sejumlah siswa.
    2. Strategi Pengajaran Beregu,artinya dua orang atau lebih guru mengajar sejumlah siswa.

 

Untuk membina siswa terampil membaca ada lima komponen yang perlu diketahui dalam strategi pembelajaran yaitu sebagai berikut :

  1. Hakikat Membaca

Hakikat membaca adalah kegiatan merespon lambang-lambang cetak atau lambang tulis dengan menggunakan pengertian yang tepat.

 

  1. Tujuan Membaca

Tujuan pembelajaran membaca di SD terdapat dalam program pengajaran pada komponen tujuan kelas, tujuan membaca kelas rendah kelas 1 dan 2 disebut membaca permulaan atau membaca teknik, membca dikelas tinggi adalh siswa mampu menyimak cerita dan menceritakan kembali, membaca dengan lancar bacaan dan memahami isinya, membaca bacaan dan menyimpulkan baaan dan kemampuan mengutarakan pendapat.

  1. Materi/bahan Pembelajaran

Bahan pelajaran membaca yang tercantum dalam GBPP  Bahasa Indonesia 1994 yaitu, membaca bacaan dan menyatakan pendapat, membaca cepat teks bacaan dan menemukan gagasan utama, menemukan informasi tertentudari bacaan dan mencatat pokok-pokok isi bacaan.

 

 

  1. D.  PENDEKATAN DAN TEKNIK MEMBACA

 

Pendekatan pengajaran membaca adalah salah satu pembelajaran keterampilan berbahasa yang menggunakan pendekatan sesui dengan rambu-rambu pembelajaran dalam kurikulum yaitu, pendekatan komunikatif, pendekatan integratif, keterampilan proses dan pendekatan tematis.

  1. Pendekatan  Komunikatif , yaitu membaca bacaan dan menyatakn pendapat/ perasaannya.
  2. Pendekatan Integratif  yaitu membaca dialog antara dua orang atau lebih secara perorangan, berpasangan atau kelompok.
  3.  Pendekatan keterampilan proses yaitu membaca teks bacaan, menemukan gagasan utama dan menjawab pertanyaan yang diajukan.
  4. Pendekatan tematis, yaitu membaca novel anak-anak dan membicarakan isinya.

 

Teknik pembelajaran membaca yang dpat dilakukan oleh guru , tetapi guru harus tetap berpegang  dan berpatokan pada kurikulum. Berdasarkan butir-butir pembelajaran membaca dari kelas I sampai dengan kelas VI, pembelajaran membaca dapat dikelompokkan  dari membaca teknik dan membaca pemahaman.

  1. Membaca Teknik adalah membaca yang mengutamakan teknik-teknik membaca seperti ketetapatan ucapan-ucapan, intonasi dan ejaan. Membaca jenis ini selalu diajarkan di kelas-kelas rendah (kelas 1 dan 2). Membaca Teknik terdiri dari :lihat dan baca, baca dan terka.
  2. Membaca Pemahaman adalah membaca yang mengutamakan pemahaman terhadap isi untuk membaca jenis ini selalu diajarkan dikelas tinggi yaitu kelas 3,4,5 dan 6. Membaca pemahaman terdiri dari :

Mencari kalimat topik, menceritakan kembali, parafrase, melanjutkan cerita dan mempraktekkan petunjuk.

 

E. PERANAN  MEMBACA DI LINGKUNGAN SDN TAJURHALANG 01

Bila diperhatikan secara jenih, maka peranan membaca dalam lingkungan sekolah SD Negeri Tajurhalang 01 antara lain :

  1. Membaca merupakan suatu kegiatan untuk memecah kode-kode  bahasa  berupa lambang-lambang verbal.
  2. Membaca merupakan sebuah keterampilan berbahasa, artinya diperoleh melalui latihan bukan pembawaan sejak lahir.
  3. Membaca merupakan proses merekonstruksi makna sebuah teks, yaitu suatu usaha untuk menelusurui makna yang ada dalam sebuah tulisan.
  4. Membaca merupakan suatu pemindahan lambang visual (katon) menjadi lambang auditoris, artinya ini berlaku untuk membaca permulaan. Yang menekankan pada pelafalan yang tepat, sesuai aturan dan gaya tertentu.
  5. Membaca merupakan suatu proses mengolah bacaan secara kritis kreatif yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh dan mendalam tentang isi bacaan. Pengkajian lebih teliti pada teks diperlukan, sehingga dapat mengamati keadaan, lilai, fungsi dan dampak bacaan.
  6. Membaca merupakan kunci pembuka gudang ilmu.
  7. Membaca dapat meningkatkan kemampuan para siswa dan dapat memperluas perbendaharaan  bahasa siswa.
  8. Kegairahan / minat baca siswa yang telah dikembangkan melalui membaca  sangat berpengaruh positif terhadap prestasi belajarnya.
  9. Bila minat membaca sudah tumbuh dan berkembang pada diri siswa, maka membaca juga dapat mengurangi jajan anak, yang ini biasanya dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan anak .

j. Membaca  merupakan sebuah pengalaman, dan dapat menambah pengalaman siswa.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

  1. A.  KESIMPULAN

Berdasarkan uraian bahasan “Peranan Membaca dalam Kehidupan di Lingkungan SD Negeri Tajurhalang 01”maka penulis dapat menarik kesimpulan yaitu :

  1. Peranan membaca sangat berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan di lingkungan SD Negeri Tajurhalang 01.
  2. Membaca  sangat penting dalam kehidupan dan harus diajarkan kepada siswa pada usia dini.

 

  1. B.  SARAN
    Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas,  lengkah-langkah yang harus dilakukan guru  agar peserta didik dapat tumbuh minat baca  yaitu :
  2. Sebaiknya perpustakaan diadakan.
  3. Guru hendaknya memberikan waktu yang cukup luang untuk membaca.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Burhan, Jazir (ed).(1997). Bahasa Indonesia Bacaan II SPG.  Depdikbud, Proyek Pengadaan Buku Sekolah Pendidikan Guru. Jakarta.

Kelompok Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (1994). Keterampilan Membaca dan Keterampilan Menulis untuk jurusan/Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.  YA 3. Malang.

Sugono, Dendy (1994). Lancar Berbahasa Indonesia 2 untuk Sekolah Dasar Kelas 4. Depdikbud-Balai Pustaka. Jakarta.

Tim Penyusun Pelajaran Bahasa Indonesia, Dra. Siti Handayani dkk. (1993). Pelajaran Bahasa Indonesia SD-3a Berdasarkan Kurikulum Sekolah Dasar 1994. Katen.

Sudiarto,  (1990). Strategi Pembelajaran. Dirjen Dikti. Jakarta.
 

 

 

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. A.  Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki kekuatan (pengaruh) yang dinamis dalam kehidupan manusia dimasa depan. Di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang”.

Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang ditetapkan dalam GBHN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan nalar, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Guru dalam proses belajar mengajar harus memiiki kompetensi tersendiri guna mencapai cita-cita yang diharapkan dalam melaksanakan pendidikan pada umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya. Pada dasarnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Berdasarkan UU RI No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang tercantum dalam bab IV pasal 10 yaitu Kompetensi Guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sering disebut sains (science) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi secara logis sistematis tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti : pengamatan, penyelidikan, penyusunan hipotesis (dugaan sementara yang diikuti pengujian gagasan-gagasan). Tujuan pembelajaran IPA lebih diutamakan pada proses yaitu menekankan pada perolehan konsep IPA melalui pengalaman belajar yang lebih nyata.

 

 

Adapun Kompetensi Dasar yang menjadi sasaran utama dari penulis dalam pembelajaran IPA di kelas III SDN Tajurhalang 01 yaitu : Mendeskripsikan Permukaan bumi dilingkungan sekitar dengan tujuan agar siswa dapat menjelaskan bentuk bumi, menjelaskan pengertian daratan berikut contohnya dan menjelaskan pengertian lautan berikut contohnya.

Dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut khususnya pada kelas III SDN Tajurhalang 01 Masih banyak mengalami  kesulitan. Hal ini terlihat dari masih rendahnya nilai rata-rata ulangan siswa, dan hanya 19 orang dari 40 siswa yang mencapai KKM  atau sekitar  (43,24 %).

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka sebagai guru kelas penulis terdorong untuk melakukan refleksi diri terhadap seluruh proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan yaitu melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Dari hasil refleksi diri ternyata ada masalah dalam proses pembelajaran, baik yang berasal dari guru maupun dari siswa. Oleh karena itu untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran IPA, upaya yang dilakukan guru adalah dengan menggunakan alat peraga secara optimal.

Alat peraga dalam pembelajaran IPA memegang peranan yang sangat penting, yaitu sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif (Nana Sudjana, 2002: 1999). Dalam kaitannya dengan pengajaran IPA, keberadaan alat peraga jelas mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan belajar mengajar. Pengajaran pada  dasarnya adalah suatu proses terjadinya interaksi guru siswa melalui kegiatan terpadu dari dua bentuk kegiatan yaitu kegiatan belajar siswa dan kegiatan mengajar guru (Nana Sudjana, 2002 : 43)

Berdasarkan pengamatan secara langsung dalam proses pembelajaran, diperoleh gambaran bahwa ternyata kesulitan yang dihadapi oleh siswa adalah mereka kurang mampu memahami materi pembelajaran dengan baik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pemahaman diartikan sebagai proses perbuatan, cara memahami atau menanamkan. (Depdiknas 1995:714). Pemahaman merupakan jenjang kemampuan proses berpikir yang dituntut untuk memahami atau mengetahui tentang sesuatu hal serta dapat melihatnya dari berbagai segi. Maka pemahaman dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk memahami (mengartikan) apa yang sudah dikomunikasikan melalui sebuah proses sehingga tertanam dalam dirinya konsep yang diinginkan.

Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut di atas, maka dalam penelitian ini penulis memilih judul “ Upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran IPA di kelas III SDN Tajurhalang 01 melalui penggunaan alat peraga secara optimal “.

 

  1. 1.    Identifikasi Masalah

Selama proses pembelajaran berlangsung ada beberapa hal yang ditemukan terutama dalam pembelajaran IPA kelas III SDN Tajurhalang 01 ada 21 orang dari 40 siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, untuk mengetahui penyebab kesulitan siswa dalam penguasaan materi, peneliti meminta bantuan teman sejawat dan supervisor sebagai pengamat untuk mengidentifikasi kekurangan dan kelemahan dari proses pembelajaran yang dilaksanakan.

Berdasarkan hasil diskusi dan pengamatan teman sejawat dan supervisor, terungkap beberapa masalah yang terjadi selama proses pembelajaran baik yang bersumber dari guru ataupun dari siswa, penyebabnya yaitu :

  1. Rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
  2. Siswa Kurang memperhatikan pada saat guru sedang menerangkan.
  3. Guru tidak menggunakan alat peraga secara optimal.
  4. Siswa kurang berusaha untuk mempelajari kembali materi yang telah diajarkan oleh guru.

 

 

2.  Analisis Masalah

Berdasarkan analisis masalah dari hasil diskusi teman sejawat, mengenai penyebab rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang diberikan, diketahui ada beberapa faktor penyebab yaitu :

  1. Rendahnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru.
  2. Kurangnya perhatian siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
  3. Guru tidak menggunakan alat peraga secara optimal.
  4. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar.

 

 

B.        Perumusan Masalah

Dalam kegiatan pemberian materi pelajaran sering terjadi kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Dari faktor penyebab tersebut, maka yang menjadi fokus permasalahan adalah :

  • Bagaimana upaya guru meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran melalui penggunaan alat peraga secara optimal.

 

C. Tujuan Penelitian

Dengan adanya masalah-masalah di atas maka penulis bermaksud untuk mengadakan upaya perbaikan kinerja dan mengoptimalkan peran guru dalam pembelajaran.

Adapun tujuan penelitian yang penulis lakukan adalah :

1. Meningkatkan pemahaman dan prestasi siswa dalam mata pelajaran IPA melalui penggunaan alat peraga secara optimal.

2.  Membangkitkan minat belajar siswa.

3.  Membangkitkan imajinasi dan kreativitas siswa dalam pembelajaran.

 

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1.  Bagi Guru

Dengan penelitian perbaikan pembelajaran guru dapat :

  1. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yang tepat sehingga siswa termotivasi untuk belajar secara aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan.
  2. Melengkapi metode-metode yang dipakai dalam penggunaan alat peraga secara intensif dan kontinyu.
  3. Membimbing dan mengarahkan siswa untuk berlatih secara mandiri.

2.  Bagi Siswa

Dengan penelitian perbaikan pembelajaran siswa dapat :

  1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa dalam pembelajaran sehingga siswa mampu memahami konsep.
  2. Meningkatkan rasa ingin tahu, sehingga siswa berani bertanya.
  3. Meningkatkan pemahaman pada materi pelajaran yang disampaikan guru sehingga mendapat hasil yang memuaskan.
  4. Siswa dapat mengembangkan kreativitas dan imajinasinya dalam pembelajaran IPA.

3. Bagi Sekolah (Teman Sejawat)

Dapat memberikan masukan bagi guru-guru SDN Tajurhalang 01 khususnya dalam mata pelajaran IPA yaitu dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa melalui penggunaan alat peraga yang optumal, sehingga dengan meningkatnya kualitas guru dan hasil belajar siswa, akan meningkat pula kualitas sekolah.

 

 

 

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

 

  1. A.  KOMPETENSI GURU
  2. 1.    Kompetensi

Kompetensi berasal dari Bahasa Inggris “Competency” yang berarti kecakapan, kemampuan dan wewenang.

Menurut Byham dalam bukunya “Competenies and organizational succes (1996) ” bahwa kompetensi merupakan kemampuan individual dan menganalisis pekerjaan atau peraturan-peraturan kerja. Kompetensi dapat memberikan suatu gambaran perilaku keahlian (skill) dan pengetahuan (knowledge) seseorang atau kelompok (team work) serta potensi diri yang dimiliki seseorang terhadap kapasitas kecakapan (ability) dalam melaksanakan pekerjaan yang bervariasi dengan keberhasilannya ketika bekerja.

Begitu juga pernyataan dari Andersen (Workshop Competency Based Human Resouces Management, 1999) kompetensi ialah “knowledge, skill,dan personal qualities ability (motives, self concept, traits) yang di perlukan untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas-tugas secara efektif sejalan dengan tujuantujuan bisnis”. Alwi (2001:48) mengatakan kompetensi menyangkut kewenangan setiap individu untuk melakukan tugas atau mengambil keputusan sesuai dengan perannya dalam organisasi yang relevan dengan keahlian, pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Kemudian Sofo (1999:28) mengatakan bahwa kompetensi mengacu pada kemampuan seseorang untuk memberikan respon secara memadai pada perubahan-perubahan dan cara mereka pergunakan dalam mencapai kinerja dan hasil yang bagus.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan gabungan dari potensi-potensi individu yang diaktualisasikan (didemontrasikan) secara kualitas maupun kuantitas dalam suatu kinerja. Kesimpulan ini seperti yang dikatakan oleh Lyle Spencer (1993:9) bahwa kompetensi memiliki arti karakteristik yang ada pada potensi masing-masing individu yang berhubungan dengan criteria dan performance superior dalam pekerjaan atau menghasilkan suatu kinerja yang optimal.

  1. 2.    Guru

Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan penting dalam pendidikan formal pada umumnya. Karena bagi peserta didik guru sering dijadikan tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Oleh karena itu, guru seyogianya memiliki perilaku dan kompetensi yang memadai untuk mengembangkan peserta didik secara utuh.

Guru dalam proses belajar mengajar harus memiliki kompetensi tersendiri guna mencapai harapan yang dicita-citakan dalam melaksanakan pendidikan pada umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya. Untuk memiliki kompetensi tersebut guru perlu membina diri secara baik, karena fungsi guru itu sendiri adalah membina dan mengembangkan kemampuan peserta didik secara profesional di dalam proses belajar mengajar.

 

  1. 3.    Kompetensi Guru

Dalam kehidupan bermasyarakat guru tidak lagi dipandang hanya sebagai pengajar di kelas, namun darinya diharapkan pula tampil sebagai pendidik, bukan saja terhadap anak didiknya di kelas, namun juga sebagai pendidik di masyarakat yang seyogiayanya memberikan teladan yang baik kepada seluruh masyarakat.

Bentuk keteladan ini erat kaitannya dengan kompetensi guru baik sebagai pribadi dalam hal ini dikenal dengan kompetensi kepribadian maupun sebagai anggota masyarakat yang dikenal dengan kompetensi sosial serta kompetensi profesional yang lebih mengarah pada dunia profesi yang digelutinya.

Kompetensi guru harus mempunyai karakteristik tertentu  Lardirabal (1997:6-7) mengungkapkan bahwa kompetensi keguruan meliputi kompetensi kepribadian, sosial dan profesional.

 

  1. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan prilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam prilaku sehari-hari.

Kemampuan pribadi guru menurut Sanusi (1991) mencakup hal-hal sebagai berikut:

1).   Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya.

2).   Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogianya dianut oleh seorang guru.

3). Penampilan, upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya.

 

b. Kompetensi Sosial Guru

Kompetensi sosial guru untuk memahami dirinya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan warga negara.

Jenis-jenis kompetensi sosial yang harus dimiliki guru menurut  Cece Wijaya (1994) adalah sebagai berikut:

1).   Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua peserta didik.

2).   Bersikap simpatik.

3).   Dapat bekerjasama dengan dewan pendidikan/komite sekolah.

4).   Pandai bergaul dengan kawan sekerja dan mitra pendidikan.

5).   Memahami dunia sekitarnya (lingkungan).

 

c. Kompetensi profesional

Kompetensi profesional merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang guru.

Menurut Cooper ada empat komponen kompetensi profesinal yaitu:

1).   Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia.

2).   Mempunyai pengetahua dan menguasai bidang studi yang dibinanya.

3).   Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat dan bidang studi yang dibinanya.

4).   Mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar.

 

Berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa guru dalam melaksanakan tugasnya harus memiliki kompetensi tersendiri agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

 

  1. B.  Belajar dan Pembelajaran
  2. 1.    Pengertian Belajar

Sejak lahir manusia memiliki dunia luar untuk mengembangkan potensi dan melangsungkan hidupnya. Ia selalu mengadakan interaksi dengan dunia luar. Ia juga selalu belajar menyesuiakan diri dengan dunia luar. Menurut Gagne (1984) belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah prilakunya akibat suatu pengalaman. Galloway dalam Toeti Soekamto (1992:27) mengatakan belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain berdasarkan pengalaman sebelumnya.

Bell-Gredler dalam Udin S Winataputra (2008) menyatakan bahwa pengertian belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies,skills and attitudes. Kemampuan (competencies), keterampilan (skills) dan sikap (attitudes) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.

Menurut Bloom, dkk., tujuan atau hasil belajar digolongkan menjadi tiga domain, yaitu domain kognitif, afektif dan Psikomotorik. Domain kognitif berkenaan dengan pengembangan kemampuan otak dan penalaran siswa. Domain kognitif ini memiliki enam tingkatan yaitu ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Domai afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajat afektif  tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatian terhadap pelajaran, disiplin, kebiasaan belajar, motivasi belajar. Hasil belajar psikomotorik tampak  dalam bentuk keterampilan, kemampuan bertindak dari siswa.

Mencermati pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa belajar bukan hanya mentransfer  ilmu pengetahuan dari guru kepada siswa dalam bentuk hafalan saja, melainkan seluruh potensi pada diri siswa harus dikembangkan, yaitu afektifnya, juga psikomotornya, sehingga diharapkan melalui belajar ini anak/siswa akan jadi manusia seutuhnya sesuai dengan harapan tujuan pendidikan nasional.

 

 

 

 

 

  1. 2.    Pembelajaran

Pembelajaran (instruction) adalah upaya untuk membelajarkan seseorang atau sekelompok orang melalui satu atau lebih strategi, metode, dan pendekatan tertentu kearah pencapaian tujuan, pembelajaran yang telah direncanakan.

Gagne dan Briggs (1979:3) mengartikan pembelajaran ini adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang telah terisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.

Menurut Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dengan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Ciri-ciri pembelajaran:

  1. Merupakan upaya sadar dan disengaja.
  2. Pembelajaran harus membuat siswa belajar.
  3. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan.
  4. Pelaksanaaannya terkendali baik isinya, waktu, proses maupun hasilnya.

Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis berkesimpulan bahwa pembelajaran adalah proses membuat orang belajar melalui proses komunikasi transaksional yang  bersifat timbal balik baik antara guru dengan siswa, maupun antara siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. C.  Media dan jenis-jenis media pembelajaran
  2. 1.    Pengertian Media pembelajaran

Secara harfiyah media diartikan sebagai medium atau perantara. Beberapa ahli dan asosiasi telah mengemukakan pengertian tentang media pembelajaran ini, antara lain sebagai berikut:

NEA (1969) mengartikan media pembelajaran sebagai sarana komunikasi, baik dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk perangkat kerasnya.

Wilbur Schramm (1977) mendefinisikan media pembelajaran sebagai teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan   pembelajaran.

Miarso  (1980) menegaskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan anak didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, penulis menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk menyalurkan pesan atau informasi dari guru ke siswa atau sebaliknya.

 

  1. 2.    Jenis-jenis Media Pembelajaran
    1. Media Visual

Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan. Jenos Media ini yang sering digunakan oleh guru-guru untuk membantu menyampaikan isi atau meteri pelajaran. Contoh tabel, poster, foto dan slide.

  1. Media Audio

Media Audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Contoh : Program kaset suara dan program radio.

 

 

 

 

 

  1. Media Audiovisual

Media Audiovisul merupakan kombinaso audio dan visual atau biasa disebut media pandang-dengar. Contoh: video/televisi pendidikan, video/televisi intruksional, program slide suara (sound slide) dan pembalajaran dengan komputer.

 

  1. D.  Pengertian Alat Peraga

Alat peraga adalah suatu alat bantu yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar yang dapat membantu untuk memperjelas, memotivasi siswa dan memudahkan siswa memahami suatu konsep materi pelajaran sehungga proses belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien.

Berikut ini berbagai pendapat para ahli pendidikan menjelaskan tentang pengertian alat peraga:

  1. Gagne menempatkan alat peraga sebagai komponen sumber, dia mendefinisikan alat peraga sebagai: “Komponen sumber belajar di lingkingan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar”.
  2. Briggs berpendapat bahwa harus ada sesuatu untuk  materi (pesan kurikuler) supaya terjadi proses belajar. Karena itu ia mendefinisikan alat peraga sebagai: ”wahan fisik yang mengandung materi pembelajaran”.
  3. Wilbur Schramm nampaknya melihat alat peraga dalam pendidikan sebagai suatu teknik untuk menyampaikan pesan. Oleh sebab itu dia mendefinisikan alat peraga sebagai berikut: ”alat peraga adalah teknologi pembawa informasi atau pesan pembelajaran”.
  4. Yusuf Hadi Miarso melihat alat peraga secara makro dalam keseluruhan sistem pendidikan sehingga definisinya berbunyi”segala sesutu yang dapat merangsang terjadinya proses belajar.

 

 

  1. E.  Kegunaan dan Tujuan Alat Peraga
  2. 1.    Kegunaan Alat Peraga

Manfaat alat peraga dalam pembelajaran IPA yaitu :

  1. Bagi Siswa

–       Dapat  meningkatkan motivasi belajar.

–       Dapat menyediakan variasi belajar.

–       Dapat memberikan contoh yang selektif.

–       Dapat memberikan situasi belajar yang tanpa beban atau tekanan.

  1. Bagi Guru

–       Dapat memberikan pedoman dalam merumuskan tujuan pembelajaran.

–       Dapat memberikan sistematika mengajar.

–       Dapat membantu kecermatan dan ketelitian dalam penyajian.

–       Dapat membangkitkan rasa percaya diri dalam mengajar.

–       Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

 

2. Tujuan Alat Peraga

Menurut Dosen A.H. Herman, MZ. tujuan dari penggunaan alat peraga adalah:

  1. Untuk memperkenalkan sesuatu yang baru.
  2. Untuk memperjelas suatu pokok bahasan.
  3. Untuk menafsirkan semua pokok persoalan.
  4. Untuk menyederhanakan pokok persoalan.
  5. Untuk membangkitkan dan minat dan perhatian  siswa.

 

 

  1. F.   Karakteristik Pembelajaran IPA
  2. 1.    Latar Belakang

IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara alam. Mata pelajaran IPA perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi.

Funk (1979) Menyampaikan bahwa ada beberapa macam pendekatan yang biasa digunakan dalam pembelajaran IPA, yaitu  pendekatan  yang menekankan pada fakta, menekankan pada konsep, dan menekankan pada proses.

  1. Pendekatan Faktual

Pengajaran IPA dengan menggunakan pendekatan  fakta  terutama bermaksud untuk menyodorkan hasil penemuan-penemuan IPA kepada para siswa.

 

 

 

 

b. Pendekatan Konseptual

Konsep merupakan abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antar manusia dan yang memungkinkan manusia berputar.

Konsep adalah benda-benda, kejadian-kejadian, situasi-situasi, atau ciri-ciri yang memiliki ciri khas dan yang terwakili dalam setiap budaya oleh suatu yanda atau simbol (objects, events, situations, or properties that process common critical attributs and are designated in any given culture byy some accepted sign or symol) Ausubel, 1978.

Pendekatan Konseptual memberikan gambaran yang selangkah lebih jelas tentang IPA,

c. Pendekatan Keterampilan Proses

Mengajar IPA dengan pendekatan keterampilan proses kepada siswa, berarti memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan segala objek dan gejala peristiwa alam seperti halnya yang dilakukan oleh seorang ilmuan.

 

  1. 2.    Tujuan

Adapun tujuan Mata Pelajaran IPA di SD yaitu bertujuan agar siswa :

  1. Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
  2. Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan dan gagasan tentang alam sekitar
  3. Memepunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian dilingkungan sekitarnya
  4. Bersikap ingin tahu, tekun, kritis, mawasdiri, bertanggung jawab, bekerja sama dan mandiri
  5. Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
  6. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
  7. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
  8. 3.    Hakikat IPA

Menurut istilah, IPA adalah suatu  ilmu yang mempelajari tentang  alam sekitar beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan gejala-gejala yang muncul di alam. Hakikat IPA ada tiga yaitu IPA sebagai proses, produk dan pengembangan sikap.

Secara rinci hakikat IPA menurut Bridgman(dalam Lestari, 2002: 7) adalah sebagai berikut:

  1. Kualitas; pada dasarnya konsep-konsep IPA selalu dapat dinyatakan dalam bentuk angka-angka.
  2. Observasi dan Eksperimen; merupakan salah satu cara untuk dapat memahami konsep-konsep IPA secara tepat dan dapat diuji kebenarannya.
  3. Ramalan (prediksi); merupakan salah satu asumsi penting dalam IPA bahwa materi alam raya ini dapat dipahami dan memiliki keteraturan. Dengan asumsi tersebut lewat pengukuran yang diteliti, maka berbagai peristiwa alam yang akan terjadi dapat diprediksi secara tepat.
  4. Progresif dan komunikatif; artinya IPA itu selalu berkembang ke arah yang lebih sempurna dan penemua-penemuan yang ada merupakan kelanjutan dari penemuan sebelumnya.
  5. Proses; tahapan-tahapan yang dilalui dan itu dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah dalam rangka menemukan suatu kebenaran.
  6. Universalitas; kebenaran yang ditemukan senantiasa berlaku secara umum.

Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa hakikat IPA, dimana konsep-konsepnya diproleh melalui suatu proses dengan menggunakan metode ilmiah dan di awali dengan sikap ilmiah kemudian diperoleh hasil (produk).

 

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

  1. A.  Subjek Penelitian

Penelitian tindakan dilaksanakan dalam tiga bagian yaitu bagian pertama dilaksanakan dalam tahapan perencanaan pembelajaran, bagian kedua dilaksanakan dan diamati oleh teman sejawat sebagai pengamat, bagian ketiga adalah rancangan rencana perbaikan pembelajaran yang terdiri dari dua siklus.

  1. 1.    Tempat Pelaksanaan

Lokasi    :    SDN Tajurhalang 01

Alamat   :    Kp. Palasari RT 01/02 Desa Tanjungsari Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor.

Waktu    :    23 Mei 2011 s.d 28 Mei 2011.

 

  1. 2.    Waktu Pelaksanaan
    1. Rencana Pembelajaran

Tabel 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pra Siklus

No

Hari/ Tanggal

Mata Pelajaran

Kelas

Keterangan

1 Senin,23 Mei  2011 IPA III RP/Pra Siklus

 

 

  1. Rencana Perbaikan Pembelajaran

Tabel 2. Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

No

Hari/Tanggal

Mata Pelajaran

Kelas

Keterangan

1 Kamis,26 Mei 2011 IPA III Siklus I
2 Sabtu, 28 Mei 2011 IPA III Siklus II

 

 

 

  1. 3.    Mata Pelajaran, Kelas

Mata Pelajaran              :    Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas                             :    III

Standar Kompetensi     : 6.        Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam.

Kompetensi dasar         :    6.1   Mendeskripsikan kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar.

 

  1. 4.    Karakteristik Siswa

Siswa kelas III berjumlah 40, yang terdiri dari13 orang laki-laki dan 27 orang perempuan. Dari jumlah siswa sebanyak 40 orang tersebut masih banyak diantaranya  yang masih mengalami kesulitan dan hambatan dalam belajar. Dalam hal ini guru dituntut untuk terampil menggunakan alat peraga secara optimal yang dituangkan dalam rencana pembelajaran supaya siswa tertarik dalam belajar. Salah satu faktor yang mengakibatkan timbulnya permasalahan terebut adalah ditinjau dari segi pendidikan orang tua. Di SDN Tajurhalang 01 mayoritas berlatar belakang pendidikan SD dan bahkan banyak yang tidak sekolah, begitupun halnya dengan status sosial ekonomi, dalam keluarga miskin (kurang mampu) cenderung timbul berbagai masalah yang berkaitan dengan pembiayaan hidup anak. Keadaan ini cenderung akan menuntut anak untuk membantu dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, sehingga merasa terbebani kegitan ekonomi ini, yang pada gilirannya terganggu kegiatan belajarnya.

 

B.  Deskripsi Persiklus

Penelitian Tindakan ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data dan refleksi.

  1. 1.    Pelaksanaan Pembelajaran Awal
    1. Perencanaan
    2. Tahap perencanaan penelitian bekerjasama dengan teman sejawat sebagai pengamat.
    3. Menyusun rencana kegiatan pembelajaran yang menitikberatkan pada pemanfaatan alat peraga secara optimal.
    4. Mempersiapkan lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru.
    5. Mempersiapkan dan membuat alat peraga.
      1. Pelaksanaan

Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

1)   Pengkondisian Kelas.

2)   Melakukan apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang materi yang lalu.

3)   Siswa menyimak penjelasan materi dari guru tentang ciri-ciri makhluk hidup.

4)   Meminta siswa untuk mengamati gambar, memberi pertanyaan “sebutkan perbedaan antara makhluk hidup dan benda tak hidup”.

5)   Tanya jawab antara siswa dengan guru yang berhubungan dengan materi.

6)   Siswa mengerjakan soal latihan pada LKS.

7)   Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.

8)   Memberikan tinduk lanjur berupa PR.

  1. Pengumpulan Data
Tabel 3. Nilai Pra Siklus
No Nama Siswa Nilai (PraSiklus)

Keterangan

1

Siti Patimah

40

Belum mencapai KKM

2

Siti Saripah

20

Belum mencapai KKM

3

Yuliyasari

60

Mencapai KKM

4

Citra

40

Belum mencapai KKM

5

Dewi Sapitri

40

Belum Mencapai KKM

6

Emi Maryani

60

Mencapai KKM

7

Hendri

20

Belum mencapai KKM

8

Melati

100

Diatas KKM

9

Muhammad Ridwan

20

Belum mencapai KKM

10

Indriyani

40

Belum mencapai KKM

11

Indra

40

Belum mencapai KKM

12

Intan Nuryani

40

Belum mencapai KKM

13

Muhammad Yusuf

100

Diatas KKM

14

Muhammad Suhendar

40

Belum mencapai KKM

15

Rijal

40

Belum mencapai KKM

16

Muhammad Ucup

60

Mencapai KKM

17

Muhammad Indra

40

Belum mencapai KKM

18

Muhammad Sopian

60

Mencapai KKM

19

Muhammad Firmansyah

100

Diatas KKM

20

Nisrina

40

Belum mencapai KKM

21

Nina Maryana

60

Mencapai KKM

22

Paisal

60

Mencapai KKM

23

Rohilah

100

Diatas KKM

24

Roswita

60

Mencapai KKM

25

Reda

60

Mencapai KKM

26

Rahmalia Anggini

40

Belum mencapai KKM

27

Siti Sopiyanti

60

Mencapai KKM

28

Sehia Eprianti

60

Mencapai KKM

29

Siti Saripah

20

Belum mencapai KKM

30

Siti Azlina

20

Belum mencapai KKM

31

Susi Susanti

20

Belum mencapai KKM

32

Selviana Putri

40

Belum mencapai KKM

33

Siti Holipah

20

Belum mencapai KKM

34

Teguh Firmansyah

80

Diatas KKM

35

Tegar Firmansyah

100

Diatas KKM

36

Windi Siti Mariam

40

Belum mencapai KKM

37

Yeni

40

Belum mencapai KKM

38

Yuningsih

40

Belum mencapai KKM

39

Siti Maslamah

60

Mencapai KKM

40

Adelya Damayanti

100

Diatas KKM

 

Rata-rata

52

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Berdasar

 

Berdasarkan masalah yang dihadapi yaitu rendahnya hasil pembelajaran yang diperoleh siswa pada waktu proses pembelajaran berlangsung,maka ada hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu:

1)   Kurangnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi ciri-ciri makhluk hidup.

2)   Alat peraga yang digunakan oleh guru kurang optimal.

d. Refleksi

1. Waktu refleksi

Refleksi dilaksanakan pada hari jumat 24 Mei 2011.

  1. Pihak yang membantu.

Pihak yang membantu dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas(PTK) pihak yang membantu adalah Siti Rayhana, S.pd. selaku kepala SDN Tajurhalang 01, Saepul Bahri S.pd.sebagai teman sejawat.

  1. Kekuatan dan kelemahan

a) Kekuatan dalam merancang dan melakukan suatu tindakan perbaikan pembelajaran:

1. Siswa percaya diri dan aktif dalam mengerjakan soal-soal    latihan yang diberikan guru.

  1. Guru termotivasi untuk melakukan tindakan perbaikan pembelajaran

b)  Kelemahan

  1. Masih rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA.
  2. Siswa kurang aktif ketika dihadapkan dengan pertanyaan.

 

2. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPP I/Siklus I)

a. Perencanaan

1).      Membuat rencana pembelajaran yang mengandung langkah-langkah pembelajaran.

2).      Mempersiapkan alat peraga.

3).      Menghadirkan teman sejawat untuk membantu pelaksanaan perbaikan pembelajran.

b. Pelaksanaan

Prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut:

1).       Mengkondisikan kelas

2).       Melakukan apersepsi dengan menanyakan tentang materi ciri-ciri makhluk hidup.

3).       Menyampaikan tujuan pembelajaran.

4).       Siswa menyimak penjelasan materi dari gurru.

5).       Meminta siswa untuk mengamati gambar yang diperlihatkan oleh guru.

6).      Menginstruksikan siswa untuk berkelompok.

7).      Membimbing siswa berdiskusi kelompok.

8).      Siswa melaporkan hasil diskusi.

9).      Siswa menyelesaikan soal latihan pada LKS secara berkelompok.

10).  Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.

11).  Siswa secara individu menyelesaikan soal evaluasi.

12).  Tindak lanjut perbaikan pengayaan.

  1. Pengumpulan Data

Tabel 4. Nilai Siklus I

No Nama Siswa Nilai (Siklus I)

Keterangan

1

Siti Patimah

50

Belum Mencapai KKM

2

Siti Saripah

50

Belum Mencapai KKM

3

Yuliyasari

60

Mencapai KKM

4

Citra

50

Belum Mencapai KKM

5

Dewi Sapitri

60

Mencapai KKM

6

Emi Maryani

60

Mencapai KKM

7

Hendri

60

Mencapai KKM

8

Melati

100

Diatas KKM

9

Muhammad Ridwan

50

Belum Mencapai KKM

10

Indriyani

80

Diatas KKM

11

Indra

50

Belum Mencapai KKM

12

Intan Nuryani

50

Belum Mencapai KKM

13

Muhammad Yusuf

100

Diatas KKM

14

Muhammad Suhendar

80

Diatas KKM

15

Rijal

60

Mencapai KKM

16

Muhammad Ucup

100

Diatas KKM

17

Muhammad Indra

50

Belum Mencapai KKM

18

Muhammad Sopian

70

Diatas KKM

19

Muhammad Firmansyah

100

Diatas KKM

20

Nisrina

60

Mencapai KKM

21

Nina Maryana

50

Belum Mencapai KKM

22

Paisal

80

Diatas KKM

23

Rohilah

100

Diatas KKM

24

Roswita

60

Mencapai KKM

25

Reda

50

Belum Mencapai KKM

26

Rahmalia Anggini

60

Mencapai KKM

27

Siti Sopiyanti

60

Mencapai KKM

28

Sehia Eprianti

50

Belum Mencapai KKM

29

Siti Saripah

50

Belum Mencapai KKM

30

Siti Azlina

80

Diatas KKM

31

Susi Susanti

70

Diatas KKM

32

Selviana Putri

80

Diatas KKM

33

Siti Holipah

60

Mencapai KKM

34

Teguh Firmansyah

80

Diatas KKM

35

Tegar Firmansyah

100

Diatas KKM

36

Windi Siti Mariam

50

Belum Mencapai KKM

37

Yeni

50

Mencapai KKM

38

Yuningsih

60

Mencapai KKM

39

Siti Maslamah

60

Mencapai KKM

40

Adelya Damayanti

100

Diatas KKM

Rata-rata

67,25

 

Berdasarkan masalah yang dihadapi yaitu rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa pada waktu proses pembelajaran berlangsung maka hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mata pelajaran IPA adalah :

1).      Siswa kurang memahami materi

2).      Alat peraga yang digunakan kurang momitivasi siswa

  1. Refleksi

1).      Waktu Refleksi

Refleksi perbaikan pembelajaran I dilaksakan pada hari selasa 27 Mei 2011.

2).      Pihak yang membantu

Pihak yang membantu dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas(PTK) pihak yang membantu adalah Siti Rayhana, S.pd. selaku kepala SDN Tajurhalang 01, Saepul Bahri S,pd. Selaku teman sejawat.

3).      Kekuatan dan kelamahan

a)    Kekuatan dalam merancang dan melakukan suatu tindakan perbaikan pembelajaran:

  1. Sebagian besar siswa dapat mengikuti kegitan pembelajaran
  2. Guru menguasai bahan ajar

b)   Kelemahan dalam merancang dan melakukan suatu tindakan perbaikan pembelajaran:

  1. Masih ada siswa yang belum jelas dengan meteri yang diajarkan.
  2. Waktu yang digunakan dalam diskusi tidak efisien.

 

  1. 3.    Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran II (siklus II)
    1. Perencanaan
    2. Membuat rencana pembelajaran yang mengandung langkah-langkah pembelajaran yang melibatkan siswa yang berorientasi kepada pengalaman langsung  terhadap materi pelajaran.
    3. Mempersiapkan alat peraga yang digunakan dalam proses pembelajaran.
      1. Pelaksanaan

Prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut:

  1. Mengkondisikan kelas.
  2. Apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan meteri yang lalu.
  3. Menyampaian tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
  4. Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi ciri-ciri makhluk hidup.
  5. Menginstruksikan siswa untuk berkelompok.
  6. Meminta siswa untuk mengamati gambar yang diperlihatkan oleh guru.
  7. Membimbing siswa berdiskusi kelompok.
  8. Siswa melaporkan hasil diskusi.
  9. Siswa menyelesaikan soal latihan pada LKS secara berkelompok.
  10. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.
  11. Siswa secara individu menyelesaikan soal  evaluasi.
  12. Memberikan tindak lanjut berupa PR.
    1. Pengumpulan Data

Tabel 5. Nilai Siklus II

No Nama Siswa Nilai (Siklus II)

Keterangan

1

Siti Patimah

80

Diatas KKM

2

Siti Saripah

80

Diatas KKM

3

Yuliyasari

80

Diatas KKM

4

Citra

70

Diatas KKM

5

Dewi Sapitri

80

Diatas KKM

6

Emi Maryani

80

Diatas KKM

7

Hendri

80

Diatas KKM

8

Melati

100

Diatas KKM

9

Muhammad Ridwan

60

Mencapai KKM

10

Indriyani

90

Diatas KKM

11

Indra

70

Diatas KKM

12

Intan Nuryani

80

Diatas KKM

13

Muhammad Yusuf

100

Diatas KKM

14

Muhammad Suhendar

80

Diatas KKM

15

Rijal

70

Diatas KKM

16

Muhammad Ucup

100

Diatas KKM

17

Muhammad Indra

80

Diatas KKM

18

Muhammad Sopian

60

Mencapai KKM

19

Muhammad Firmansyah

100

Diatas KKM

20

Nisrina

80

Diatas KKM

21

Nina Maryana

80

Diatas KKM

22

Paisal

70

Diatas KKM

23

Rohilah

100

Diatas KKM

24

Roswita

70

Diatas KKM

25

Reda

70

Diatas KKM

26

Rahmalia Anggini

70

Diatas KKM

27

Siti Sopiyanti

70

Diatas KKM

28

Sehia Eprianti

80

Diatas KKM

29

Siti Saripah

80

Diatas KKM

30

Siti Azlina

80

Diatas KKM

31

Susi Susanti

80

Diatas KKM

32

Selviana Putri

100

Diatas KKM

33

Siti Holipah

70

Diatas KKM

34

Teguh Firmansyah

80

Diatas KKM

35

Tegar Firmansyah

100

Diatas KKM

36

Windi Siti Mariam

70

Diatas KKM

37

Yeni

80

Diatas KKM

38

Yuningsih

70

Diatas KKM

39

Siti Maslamah

80

Diatas KKM

40

Adelya Damayanti

100

Diatas KKM

 Rata-rata

80,5

 

 

 

 

Berdasarkan masalah yang dihadapi yaitu rendahnya hasil pembelajaran siswa pada waktu proses pembelajaran berlangsung, maka yang perlu diperhatian  yaitu:

  1. Sebagian siswa masih kesulitan dalam memahami materi.
  2. Siswa kurang memperhatikan pada saat  guru sedang menerangkan.
    1. Refleksi
    2. Waktu Refleksi

Refleksi dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 30 Mei 2011.

  1. Pihak yang membantu

Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas(PTK) pihak yang membantu adalah Siti Rayhana, S.pd. selaku kepala SDN Tajurhalang 01, Saepul Bahri, S.pd selaku teman sejawat.

  1. Kekuatan dan kelemahan

1).      Kekuatan dalam merancang dan melakukan tindakan perbaikan pembelajaran.

  1. Sebagian besar siswa telah dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
  2. Guru lebih menguasai bahan ajar.

2).      Kelemahan dalam merancang dan melakukan tindakan perbaikan pembelajaran

  1. Sebagian kecil presentase nilai siswa masih di bawah 75%.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 

  1. A.  Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Awal

Mata Pelajaran              :    Ilmu Pengetahuan Alam

Standar kompetensi      :    6.    Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam.

Kompetensi Dasar       :    6.1  Mendeskripsikan kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar.

Indikator                       :      –   Menjelaskan bentuk bumi.

–   Menjelaskan pengertian daratan berikut contohnya.

–   Menjelaskan pengertian lautan berikut contohnya.

 

 

Tabel 6. Hasil Pembelajaran Awal

No Nama Siswa Nilai (PraSiklus)

1

Siti Patimah

40

2

Siti Saripah

20

3

Yuliyasari

60

4

Citra

40

5

Dewi Sapitri

40

6

Emi Maryani

60

7

Hendri

20

8

Melati

100

9

Muhammad Ridwan

20

10

Indriyani

40

11

Indra

40

12

Intan Nuryani

40

13

Muhammad Yusuf

100

14

Muhammad Suhendar

40

15

Rijal

40

16

Muhammad Ucup

60

17

Muhammad Indra

40

18

Muhammad Sopian

60

19

Muhammad Firmansyah

100

20

Nisrina

40

21

Nina Maryana

60

22

Paisal

60

23

Rohilah

100

24

Roswita

60

25

Reda

60

26

Rahmalia Anggini

40

27

Siti Sopiyanti

60

28

Sehia Eprianti

60

29

Siti Saripah

20

30

Siti Azlina

20

31

Susi Susanti

20

32

Selviana Putri

40

33

Siti Holipah

20

34

Teguh Firmansyah

80

35

Tegar Firmansyah

100

36

Windi Siti Mariam

40

37

Yeni

40

38

Yuningsih

40

39

Siti Maslamah

60

40

Adelya Damayanti

100

Rata-rata

52

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. 1.    Data Nilai

 

Tabel 7. Prosentase Nilai Pra Siklus

No

Nilai

Jumlah Siswa

Jumlah Nilai

Prosentase

Keterangan

Kurang

Sedang

Baik

1

20

8

160

20%

Nilai rata-rata kelas = 2060:40 = 51,5

 

 

 

2

40

14

      560

35%

3

60

11

660

27,5%

4

80

1

80

2,5%

5

100

6

600

15%

 Jumlah

40

2060

55%

27,5%

17,5%

 

 

  1. 2.                  Penjelasan

Dari hasil perolehan nilai pada pembelajaran awal yang mendapatkan nilai 100 sebanyak 6 siswa, nilai 80 sebanyak 1 siswa, nilai 60 sebanyak  11 siswa, nilai 40 sebanyak 14 siswa dan nilai 20 sebanyak  8 siswa. Prosentase nilai yang diperoleh dari hasil nilai siswa yaitu siswa yang mendapat nilai kurang 55%, sedang 27,5% dan nilai yang baik  17,5%. Nilai rata-rata kelas yaitu  51,5 dari 40 siswa. Berdasarkan perolehan data tersebut, maka penulis melakukan perbaikan pembelajaran pada Siklus I.

 

 

 

 

 

 

 

  1. 3.    Grafik

27,5%

                                                Grafik1. Nilai  Pra Siklus

  1. B.  Hasil Pelaksanaan Siklus I

Mata Pelajaran              :    Ilmu Pengetahuan Alam

Standar Kompetensi     :    6.    Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam.

Kompetensi Dasar        :    6.1  mendeskripsikan kenampakan permukaan bumi dilingentuk kungan sekitar.

Indikator                       :    –    Menjelaskan bentuk bumi.

–    Menjelaskan penertian daratan berikut contohnya.

–    Menjelaskan pengertian lautan berikut contohnya.

 

 

Tabel 8. Hasil Pembelajaran Siklus I

No Nama Siswa Nilai (Siklus I)

1

Siti Patimah

50

2

Siti Saripah

50

3

Yuliyasari

60

4

Citra

50

5

Dewi Sapitri

60

6

Emi Maryani

60

7

Hendri

60

8

Melati

100

9

Muhammad Ridwan

50

10

Indriyani

80

11

Indra

50

12

Intan Nuryani

50

13

Muhammad Yusuf

100

14

Muhammad Suhendar

80

15

Rijal

60

16

Muhammad Ucup

100

17

Muhammad Indra

50

18

Muhammad Sopian

70

19

Muhammad Firmansyah

100

20

Nisrina

60

21

Nina Maryana

50

22

Paisal

80

23

Rohilah

100

24

Roswita

60

25

Reda

50

26

Rahmalia Anggini

60

27

Siti Sopiyanti

60

28

Sehia Eprianti

50

29

Siti Saripah

50

30

Siti Azlina

80

31

Susi Susanti

70

32

Selviana Putri

80

33

Siti Holipah

60

34

Teguh Firmansyah

80

35

Tegar Firmansyah

100

36

Windi Siti Mariam

50

37

Yeni

50

38

Yuningsih

60

39

Siti Maslamah

60

40

Adelya Damayanti

100

Rata-rata

67,25

 

1. Data Nilai

Tabel 9. Prosentase Nilai Siklus I

No

Nilai

Jumlah Siswa

Jumlah

Nilai

Prosentase

Keterangan

Kurang

Sedang

Baik

1

50

13

650

32,5%

 —  —

Nilai rata-rata kelas=2690:40=67,25

2

60

12

720

    30%  —

3

70

2

140

 —

5%

 —

4

80

6

480

 —  —

15%

5

100

7

700

 —  —

17,5%

Jumlah

40

2690

32,5%

35%

32,5%

 

2.Penjelasan

Dari hasil perolehan nilai pada siklus I, yang mendapatkan nilai 100 sebanyak 7siswa, nilai 80 sebanyak 6 siswa, nilai 70 sebanyak 2 siswa,nilai 60 sebanyak 12 siswa dan nilai 50 sebanyak13  siswa. Prosentase nilai yang diperoleh dari hasil skor siswa yaitu siswa yang kurang 32,5%. Sedang 35%, dan baik 32,5%. Nilai rata-rata kelas yaitu 67,5 dari 40 siswa. Meskipun hasil perolehan nilai pada siklus I meningkat, peneliti merasa berkeinginan untuk melakukan perbaiakan ke II.


 pada siklus I meningkat, peneliti merasa berkeinginan untuk melakukan perbaiakan ke II.

 

3.Grafik

 

Grafik 2. Nilai Siklus I

  1. C.      Hasil Pelaksanaan Siklus II

Mata Pelajaran              :    Ilmu Pengetahuan Alam

Standar Kompetensi     :    6.    Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam.

Kompetensi Dasar        :    6.1  mendeskripsikan kenampakan permukaan bumi dilingentuk kungan sekitar.

Indikator                       :    –    Menjelaskan bentuk bumi.

–    Menjelaskan penertian daratan berikut contohnya.

–    Menjelaskan pengertian lautan berikut contohnya.

 

Tabel 10. Hasil Pembelajaran Siklus II

 

No Nama Siswa Nilai (Siklus II)

1

Siti Patimah

80

2

Siti Saripah

80

3

Yuliyasari

80

4

Citra

70

5

Dewi Sapitri

80

6

Emi Maryani

80

7

Hendri

80

8

Melati

100

9

Muhammad Ridwan

60

10

Indriyani

90

11

Indra

70

12

Intan Nuryani

80

13

Muhammad Yusuf

100

14

Muhammad Suhendar

80

15

Rijal

70

16

Muhammad Ucup

100

17

Muhammad Indra

80

18

Muhammad Sopian

60

19

Muhammad Firmansyah

100

20

Nisrina

80

21

Nina Maryana

80

22

Paisal

70

23

Rohilah

100

24

Roswita

70

25

Reda

70

26

Rahmalia Anggini

70

27

Siti Sopiyanti

70

28

Sehia Eprianti

80

29

Siti Saripah

80

30

Siti Azlina

80

31

Susi Susanti

80

32

Selviana Putri

100

33

Siti Holipah

70

34

Teguh Firmansyah

80

35

Tegar Firmansyah

100

36

Windi Siti Mariam

70

37

Yeni

80

38

Yuningsih

70

39

Siti Maslamah

80

40

Adelya Damayanti

100

 Rata-rata

80,5

 

  1. 1.    Data Nilai

Tabel 11. Prosentase Nilai Siklus II

No

Nilai

Jumlah Siswa

Jumlah

Nilai

Prosentase

Keterangan

Kurang

Sedang

Baik

1

60

2

120

5%

Nilai rata-rata kelas=3220:40= 80,5

2

70

11

770

27,5%

3

80

  18

1440

  —

45%

4

90

   1

90

67,6%

5

100

  8

800

16,2%

Jumlah

37

3220

0,0%

5%

 95 %

 

2. Penjelasan

Berdasarkan hasil perolehan nilai  pada pembelajaran siklus II, yang mendapat nilai 100 sebanyak 8 siswa, nilai 90 sebanyak 1 siswa, nilai 80 sebanyak 18 siswa, nilai 70 sebanyak  11 siswa dan nilai 60 sebanyak 2 siswa. Prosentase nilai yang diperoleh yaitu baik 95% sedang 5%.  Nilai rata-rata kelas yaitu 80,5 dari 40 siswa.  Pada siklus II ini prosentase nilai siswa meningkat, maka peneliti merasa puas sehingga tidak melakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

 

  1. 2.    Grafik

 

 

  1. D.  Simpulan Hasil Pembelajaran
    1. 1.    Hasil Pembelajaran

Tabel 12. Hasil Pembelajaran RP, RPP I dan RPP II

No Nama Siswa RPP RPP I RPP II Rata-rata

1

Siti Patimah

40

50

80

57

2

Siti Saripah

20

50

80

50

3

Yuliyasari

60

60

80

67

4

Citra

40

50

70

53

5

Dewi Sapitri

40

60

80

60

6

Emi Maryani

60

60

80

67

7

Hendri

20

60

80

53

8

Melati

100

100

100

100

9

Muhammad Ridwan

20

50

60

43

10

Indriyani

40

80

90

70

11

Indra

40

50

70

53

12

Intan Nuryani

40

50

80

57

13

Muhammad Yusuf

100

100

100

100

14

Muhammad Suhendar

40

80

80

67

15

Rijal

40

60

70

57

16

Muhammad Ucup

60

100

100

87

17

Muhammad Indra

40

50

80

57

18

Muhammad Sopian

60

70

60

63

19

Muhammad Firmansyah

100

100

100

100

20

Nisrina

40

60

80

60

21

Nina Maryana

60

50

80

63

22

Paisal

60

80

70

70

23

Rohilah

100

100

100

100

24

Roswita

60

60

70

63

25

Reda

60

50

70

60

26

Rahmalia Anggini

40

60

70

57

27

Siti Sopiyanti

60

60

70

63

28

Sehia Eprianti

60

50

80

63

29

Siti Saripah

20

50

80

50

30

Siti Azlina

20

80

80

60

31

Susi Susanti

20

70

80

57

32

Selviana Putri

40

80

100

73

33

Siti Holipah

40

60

70

57

34

Teguh Firmansyah

80

80

80

80

35

Tegar Firmansyah

100

100

100

100

36

Windi Siti Mariam

20

50

70

47

37

Yeni

40

50

80

57

38

Yuningsih

40

60

70

57

39

Siti Maslamah

60

60

80

67

40

Adelya Damayanti

100

100

100

100

Rata-rata

52

67,25

80,5

 

 

 

Grafik  4. Prosentase Nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

 

  1. E.  Pembahasan

Dari Hasil kegiatan penelitian selama 2 siklus, ada beberapa masalah yang dihadapi peneliti mengenai rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran IPA di kelas III, penyebabnya antara lain:

  1. Guru kurang menggunakan alat peraga secara optimal.
  2. Metode yang digunakan guru kurang bervariasi.
  3. Guru kurang mengidentifikasi  karakteristik siswa secara keseluruhan.

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

 

  1. A.  Kesimpulan

Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu penelitian yang dengan sendirinya mempunyai aturan dan langkah yang harus diikuti. PTK merupakan terjemahan dari Classroom Action Research yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Penelitian yang  penulis lakukan pada dasarnya adalah untuk dapat menjawab pertanyaan penelitian, hal ini dapat diuraikan berdasarkan data yang telah diperoleh berupa hasil dari rencana perbaikan pembelajaran, maka penulis dapat menarik kesimpulan yaitu:

  1. Pemahaman siswa terhadap konsep materi dapat ditingkatkan dengan menciptakan suasana belajar yang menarik minat siswa.
  2. Penggunaan alat peraga secara optimal dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.

 

  1. B.  Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, hal yang sebaiknya dilakukan guru agar siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran yaitu:

  1. Guru hendaknya memiliki kemampuan untuk membuat suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa.
  2. Guru hendaknya menggunakan alat peraga ketika akan mengajar dan disesuaikan dengan tingkat pemahaman  siswa.

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Anitah W., Sri, dkk (2007). Strategi Pembelajaran di SD. Universitas Terbuka, Jakarta.

Hernawan, Asep Herry (2008). Pengembangan kurikulum dan Pembelajaran. Universitas Terbuka, Jakarta.

Nasution, Noehi, dkk (2006). Pendidikan IPA dI SD. Universitas Terbuka, Jakarta.

Priyono dan Titik Sayekti (2008). Ilmu Pengetahuan Alam. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Satori, Djam’an, dkk (2008). Profesi Keguruan. Universitas Terbuka, Jakarta.

Surya, H.M, dkk (2005). Kapita Selekta Kependidikan SD. Universitas Terbuka, Jakarta.

Taufik, Agus, dkk (2009). Pendidikan Anak di SD. Universitas Terbuka, Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Wardani, IGAK (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka, Jakarta.

Winataputra, S Udin, dkk (2005). Strategi Belajar Mengajar. Universitas Terbuka, Jakarta.

 

KESIMPULAN DAN SARAN

 

  1. A.  Kesimpulan

Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu penelitian yang dengan sendirinya mempunyai aturan dan langkah yang harus diikuti. PTK merupakan terjemahan dari Classroom Action Research yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Penelitian yang  penulis lakukan pada dasarnya adalah untuk dapat menjawab pertanyaan penelitian, hal ini dapat diuraikan berdasarkan data yang telah diperoleh berupa hasil dari rencana perbaikan pembelajaran, maka penulis dapat menarik kesimpulan yaitu:

  1. Pemahaman siswa terhadap konsep materi dapat ditingkatkan dengan menciptakan suasana belajar yang menarik minat siswa.
  2. Penggunaan alat peraga secara optimal dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.

 

 

  1. B.  Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, hal yang sebaiknya dilakukan guru agar siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran yaitu:

  1. Guru hendaknya memiliki kemampuan untuk membuat suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa.
  2. Guru hendaknya menggunakan alat peraga ketika akan mengajar dan disesuaikan dengan tingkat pemahaman  siswa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

karya ilmiah

PERANAN MEMBACA DALAM DUNIA PENDIDIKAN

 DI LINGKUNGAN SD NEGERI TAJURHALANG 01

KECAMATAN CIJERUK

KABUPATEN BOGOR

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Oleh :

Nama              : Y A N T I

      NIM                : 1001037221

 

 

 

 

 

UNERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UHAMKA

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Karena berkat  taufik dan hidayah-Nya  penulis dapat menyelesaikan  laporan  ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Laporan  ini memuat tentang “Peranan Membaca dalam Dunia Pendidikan di Lingkungan SD Negeri Tajurhalang 01 Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor” dan sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada  rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu dan membimbing dalam menyusun laporan ini dengan baik, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan  ini.

Laporan  ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seberapa besar pengaruh minat baca terhadap mutu pendidikan. Pendidikan memiliki kekuatan (pengaruh) yang dinamis dalam kehidupan manusia dimasa depan. Dalam dunia pendidikan selama ini telah dilakukan berbagai peningkatan dalam penyelenggaraan program pendidikan, salah satunya adalah peningkatan mutu pendidikan.

Dalam penyusunan laporan  ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik isi maupun cara penulisan masih jauh dari sempurna, hal ini tidak lain keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan  ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi kita selaku praktisi pendidikan.

Bogor,Juni 2011
Penulis

i

DAFTAR ISI

                                                                                                            Halaman

Kata Pengantar ………………………………………………………………………………                i

Daftar Isi……………………………………………………………………………………….                 ii

BAB  I PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah…………………………………………………..               1
  2. Identifikasi Masalah……………………………………………………….                2
  3. Pembatasan Masalah……………………………………………………….                3
  4. Perumusan Masalah………………………………………………………..                3

BAB II  PEMBAHASAN

  1. Tujuan Pengajaran Membaca di Sekolah…………………………….               4
  2. Fungsi Membaca ……………………………………………………………                5
  3. Strategi Pembelajaran Membaca……………………………………….                7
  4. Pendekatan dan Teknik Membaca……………………………………..               8
  5. Peranan Membaca……………………………………………………………               9

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

  1. Kesimpulan……………………………………………………………………                10
  2. Saran…………………………………………………………………………….                10

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..                11

ii

BAB I
PENDAHULUAN

 

  1. A.    LATAR BELAKANG MASALAH

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Pendidikan memiliki kekuatan (pengaruh) yang dinamis dalam kehidupan manusia dimasa depan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.

Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa negara kita ingin mewujudkan masyarakat yang cerdas. Untuk mencapai bangsa yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar. Masyarakat belajar dapat terbentuk jika memiliki kemampuan dan keterampilan mendengar dan minat baca yang besar.  Apabila membaca sudah merupakan kebiasaan dan membudaya dalam masyarakat, Maka jelas buku tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.

Pada GBPP/kurikulum SD 1994 terdapat dua jenis tujuan yang harus dipahami guru, yakni tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan khusus terbagi kedalam tiga aspek  sasaran pembelajaran, yakni tujuan yang berkenaan dengan aspek pembahasan, aspek pemahaman, dan aspek penggunaan. Kedua jenis tujuan tersebut merupakan penjabaran dari tujuan kelas dan butir-butir pembelajaran yang tercantum dalam GBPP SD 1994 Bahasa Indonesia.

Membaca merupakan suatu proses dekoding (decoding), artinya membaca adalah suatu kegiatan untuk memecah kode-kode bahasa berupa lambang-lambang verbal. Membaca adalah suatu proses merekonstruksi makna sebuah teks, yaitu  suatu usaha untuk menelusuri makna yang ada dalam sebuah tulisan. Pada dasarnya keterampilan membaca hanya diperoleh melalui latihan bukan pembawaan sejak lahir.

1

Tujuan pembelajaran membaca di SD dalam kurikulum 1994 disesuaikan dengan tingkat kelas masing-masing. Kelompok membaca di SD dikelompokkan menjadi dua kelompok: membaca kelas rendah disebut juga membaca permulaan yang sepenuhnya dilaksanakan dikelas 1 dan kelas 2, membaca kelas tinggi disebut juga membaca lanjutan, untuk membaca jenis  ini diberikan dikelas 3,4,5 dan 6 , tujuan pengajaran membaca lanjutan ini adalah bagaimana guru dapat memperlancar kemampuan siswa untuk mengubah lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi yang bermakna dan akhirnya dapat memahami isi wacana (Petunjuk Pengjaran Membaca dan Menulis kelas 3,4,5 dan 6 di Sekolah Dasar Depdikbud).

Bahan pelajaran membaca yang tercantum dalam GBPP 1994, tidak terjabar secara kronologis melainkan tersebar secara acak  dari tiap  tingkat kelasnya. Butir-butir  pembelajaran membaca yang terdapat dalam kurikulum/GBPPBahasa Indonesia 1994 seperti membaca puisi, membaca cerita, membaca  cepat teks bacaan, membaca cerita pendek, membaca cerita rakyat,  membaca percakapa/dialog, membaca dan meringkas bacaan dan membaca dalam hati.
Dalam dunia pendidikan, buku terbukti berdaya guna dan bertepat guna sebagai salah satu sarana pendidikan dan sarana komunikasi. Dalam kaitan inilah minat membaca dan pelayanan perpustakaan harus dikembangkan sebagai salah satu instalasi untuk mewujudkan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Membaca  merupakan bagian terpenting untuk mengetahui segala sesuatu  dan besar pengaruhnya terhadap mutu pendidikan.

Berdasarkan dari latar belakang tersebut diatas, maka dalam penelitian ini penulis memilih judul “Peranan Membaca dalam Dunia Pendidikan di Lingkungan SD Negeri Tajurhalang 01 Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor”

  1. B.     IDENTIFIKASI MASALAH

Sesuai dengan judul laporan  ini “Peranan Membaca dalam Dunia Pendidikan di Lingkungan  SD Negeri Tajurhalang 01”, terkait dengan pelaksanaan program pendidikan di sekolah dan fungsi  membaca dalam kehidupan sehari-hari.
Berkaitan dengan judul tersebut, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut :

2

1.          Bagaimana peran membaca  terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah

2.         Bagaimana cara menumbuhkan minat membaca agar tidak mengandalkan belajar hanya disekolah saja.

3.         Kurangnya fasilitas yang mendukung untuk membaca, salah satunya tidak adanya perpustakaan.

4.         Kurangnya motivasi pada diri siswa untuk membaca.

5.         Rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap  materi yang dibaca.

  1. C.  PEMBATASAN MASALAH.

 

Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka laporan  yang dibahas dibatasi pada masalah :

1.         Peran membaca  terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah;

2.         Cara-cara menumbuhkan minat membaca pada usia dini, agar dapat menambah wawasan.

3.         Menyediakan sarana untuk membaca.

  1. D.  PERUMUSAN MASALAH.

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1.         Bagaimana deskripsi peran membaca terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah ?

2.         Bagaimana deskripsi cara agar menanamkan minat baca pada usia dini sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ?

3

BAB II

PEMBAHASAN

Membaca merupakan kunci kearah gudang ilmu dan sangat fungsional dalam hidup dan kehidupan manusia. Sesuai  dengan  judul laporan ini, pembahasannya meliputi  tujuan membaca, fungsi membaca dikaitkan dengan bidang studi lain , strategi pembelajaran membaca dan peranan membaca dilingkungan SD Negeri Tajurhalang 01.
A. TUJUAN PENGAJARAN MEMBACA DI SEKOLAH

Pada umumnya tujuan pengajaran membaca di sekolah ialah untuk memahami apa yang dibaca atau isi bacaan dan  meningkatkan kompetensi kebahasaan atau pemerolehan kemampuan berbahasa.  Menurut  pendapat Nuttall (1982), tujuan program pengajaran membaca  adalah meningkatkan kemampuan siswa agar dapat membaca teks asli yang belum pernah  dikenalnya dengan tingkat kecepatan yang memadai dan dengan pemahaman yang memadai tanpa mengalami hambatan. Tujuan membaca inilah yang sangat sesuai dengan hal yang akan dibahas.

Pada kurikulum 1994 GBPP  pelajaran Bahasa Indonesia,tujuan membaca di SD  disebut pada butir 5 sampai dengan butir 8, tujuan khusus pemahaman adalah sebagai berikut :

  1. Siswa mampu memahami  isi bacaan dengan tepat.
  2. Siswa mampu mencari sumber informasi, mengumpulkan dan menterap informasi.
  3. Siswa memilki kegemaran dan keterampilan untuk meningkatkan pengetahuan dan     memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari.
  4. Siswa memiliki kegemaran membaca/menikmati karya sastra untuk meningkatkan kepribadian, mempertajam kepekaan perasaan dan memperluas wawasan kehidupannya.

Tujuan membaca dikelas rendah, kelas 1 dan 2 yitu:

  1. Pengenalan huruf.
  2. Mampu membaca beberapa kata.
  3. Mapu membaca kalimat.

4

Tujuan membaca dikelas tinggi, yaitu kelas 3,4,5 dan 6, yaitu sebagai berikut :

  1. Siswa mampu membaca bacaan dengan lancar dan dapat menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri.
    1. Siswa mampu membaca bcaan dengan lancar dan memahami isinya
    2. Siswa dapat mencari kata-kata yang sukar dengan menggunakan kamus atau sumber-suber lain.
      1. Siswa mampu memahami cerita, puisi dan drama serta dapat memberikan kesan.
      2. Siswa mampu membaca teks bacaan dan menyimpulkan isinya  dengan kata-kata sendiri.
      3. Siswa mampu membaca teks bacaan  secara cepat dan dapat mencatat gagasan-gagasan utama.
        1. Siswa mapu menyerap isi cerita, puisi dan drama serta dapat memberikan tanggapan.
        2. Siswa mampu membaca teks bacaan serta dapat mengutarakan pendapat dan tanggapan mengenai isinya.
          1. Siswa mampu membaca sekilas suatu teks bacaan dan menemukan garis besar isinya.
  1. B.  FUNGSI MEMBACA DIKAITKAN DENGAN BIDANG STUDI LAIN.

Berdasarkan tujuan pengajaran membaca di sekolah, maka fungsi membaca dengan bidang studi lain, sebagai berikut :

  1. Fungsi pembelajaran membaca dikaitkan dengan Bahasa Indonesia.

Fungsi pengajaran Bahasa Indonesia memiliki fungsi ganda sebagai bahasa pengantar dalam mengawali dan memperluas wawasan siswa, mengembangkan keterampilan berbahasa dan mengembangkan keterampilan memahami bacaan.

  1. Fungsi pengajaran membaca dikaitkan dengan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara dan sejarah. Fungsi pengajaran pengetahuan Sosil di SD berfungsi mengembangkanpengetahuan dan keterampilan dasar untuk melihat kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari.

5

  1. Fungsi Pengajaran Membaca Dikaitkan dengan Pendidikan Kewarganegaraan.

Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Fungsi pengajaran membaca pada mata pelajaran Pkn  yaitu mengembangkan dan melestarikan nilai luhur pencasila dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan dan membina siswa yang sadar akan hak dan kewajibannya, taat pada peraturan yang berlaku serta berbudi pekerti luhur dan membina murid agar memahami dan menyadari hubungan antar sesama anggota keluarga, sekolah dan masyarakat.

  1. Fungsi Pengajaran Membaca Dikaitkan dengan Ilmu Pengetahuan Alam.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam seitar. Fungsi pengajaran membaca  pada mata pelajaran IPA yaitu memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis lingkungan alam dan lingkungan buatan serta pemanfaatannya, mengembangkan keterampilan proses, mengembangkan wawasan, sikap, dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari, mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi.

  1. Fungsi Pengajaran Membaca Dikaitkan dengan Matematika.

Matematika sebagai salah satu ilmu dasar  yang diajarkan di Sekolah Dasar adalah kemampuan untuk mengembangkan keterampilan berhitung. Fungsi matematika sekolah adalah sebagai salah satu unsur masukan instrumental, yang memiliki objek dasar abstrak dan berlandaskan kebenaran konsistensi, dalam proses belajar mengajar unutk mencapai tujuan pendidikan.

  1. Fungsi Pengajaran Membaca Dikaitkan dengan Kerajinan Tangan dan Kesenian.

Mata pelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian meliputi bahan kajian tentang olah tangan dan citarasa keindahan. Mata  Pelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian berfungsi untuk mengembangkan sikap, kemampuan (keterampilan dasar) kreativitas, dan kepekaan citarasa.

6

  1. C.  STRATEGI  PEMBELAJARAN MEMBACA

Strategi belajar-mengajar merupakan alat interaksi di dalam proses belajar mengajar.Strategi belajar mengajar yang digunakan harus menimbulkan aktivitas belajar yang baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Strategi Belajar Mengajar dapat dikelompokkan berdasarkan dengan berbagai timbangan.

  1. Atas Dasar Pengolahan Pesan.
    1. Strategi Deduktuif, stategi deduktif pembelajaran atau bahan pelajaran diolah mulai dari yang umum , generalisasi atau rumusan  ke yang bersifat khusus.
    2. Strategi Induktif, strategi induktif materi atau bahan pelajaran diolah mulai dari yang khusus ke yang umum.
    3. Atas dasar Pertmbangan Pihak Pengolah Pesan.
      1. Strategi Ekspositorik, strategi ekspositorik bahan atau materi pelajaran diolah oleh guru,siswa tinggal menerima.
      2. Strategi Heuristik,bahan atau materi pelajaran diolah oleh siswa.
      3. Atas dasar pertimbangan pengaturan guru
        1. Strategi Seorang Guru, artinya guru mengajar kepada sejumlah siswa.
        2. Strategi Pengajaran Beregu,artinya dua orang atau lebih guru mengajar sejumlah siswa.

Untuk membina siswa terampil membaca ada lima komponen yang perlu diketahui dalam strategi pembelajaran yaitu sebagai berikut :

  1. Hakikat Membaca

Hakikat membaca adalah kegiatan merespon lambang-lambang cetak atau lambang tulis dengan menggunakan pengertian yang tepat.

  1. Tujuan Membaca

Tujuan pembelajaran membaca di SD terdapat dalam program pengajaran pada komponen tujuan kelas, tujuan membaca kelas rendah kelas 1 dan 2 disebut membaca permulaan atau membaca teknik, membca dikelas tinggi adalh siswa mampu menyimak cerita dan menceritakan kembali, membaca dengan lancar bacaan dan memahami isinya, membaca bacaan dan menyimpulkan baaan dan kemampuan mengutarakan pendapat.

7

  1. Materi/bahan Pembelajaran

Bahan pelajaran membaca yang tercantum dalam GBPP  Bahasa Indonesia 1994 yaitu, membaca bacaan dan menyatakan pendapat, membaca cepat teks bacaan dan menemukan gagasan utama, menemukan informasi tertentudari bacaan dan mencatat pokok-pokok isi bacaan.

  1. D.  PENDEKATAN DAN TEKNIK MEMBACA

Pendekatan pengajaran membaca adalah salah satu pembelajaran keterampilan berbahasa yang menggunakan pendekatan sesui dengan rambu-rambu pembelajaran dalam kurikulum yaitu, pendekatan komunikatif, pendekatan integratif, keterampilan proses dan pendekatan tematis.

  1. Pendekatan  Komunikatif , yaitu membaca bacaan dan menyatakn pendapat/ perasaannya.
  2. Pendekatan Integratif  yaitu membaca dialog antara dua orang atau lebih secara perorangan, berpasangan atau kelompok.
  3.  Pendekatan keterampilan proses yaitu membaca teks bacaan, menemukan gagasan utama dan menjawab pertanyaan yang diajukan.
  4. Pendekatan tematis, yaitu membaca novel anak-anak dan membicarakan isinya.

Teknik pembelajaran membaca yang dpat dilakukan oleh guru , tetapi guru harus tetap berpegang  dan berpatokan pada kurikulum. Berdasarkan butir-butir pembelajaran membaca dari kelas I sampai dengan kelas VI, pembelajaran membaca dapat dikelompokkan  dari membaca teknik dan membaca pemahaman.

  1. Membaca Teknik adalah membaca yang mengutamakan teknik-teknik membaca seperti ketetapatan ucapan-ucapan, intonasi dan ejaan. Membaca jenis ini selalu diajarkan di kelas-kelas rendah (kelas 1 dan 2). Membaca Teknik terdiri dari :lihat dan baca, baca dan terka.
  2. Membaca Pemahaman adalah membaca yang mengutamakan pemahaman terhadap isi untuk membaca jenis ini selalu diajarkan dikelas tinggi yaitu kelas 3,4,5 dan 6. Membaca pemahaman terdiri dari :

Mencari kalimat topik, menceritakan kembali, parafrase, melanjutkan cerita dan mempraktekkan petunjuk.

8

E. PERANAN  MEMBACA DI LINGKUNGAN SDN TAJURHALANG 01

Bila diperhatikan secara jenih, maka peranan membaca dalam lingkungan sekolah SD Negeri Tajurhalang 01 antara lain :

  1. Membaca merupakan suatu kegiatan untuk memecah kode-kode  bahasa  berupa lambang-lambang verbal.
  2. Membaca merupakan sebuah keterampilan berbahasa, artinya diperoleh melalui latihan bukan pembawaan sejak lahir.
  3. Membaca merupakan proses merekonstruksi makna sebuah teks, yaitu suatu usaha untuk menelusurui makna yang ada dalam sebuah tulisan.
  4. Membaca merupakan suatu pemindahan lambang visual (katon) menjadi lambang auditoris, artinya ini berlaku untuk membaca permulaan. Yang menekankan pada pelafalan yang tepat, sesuai aturan dan gaya tertentu.
  5. Membaca merupakan suatu proses mengolah bacaan secara kritis kreatif yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh dan mendalam tentang isi bacaan. Pengkajian lebih teliti pada teks diperlukan, sehingga dapat mengamati keadaan, lilai, fungsi dan dampak bacaan.
  6. Membaca merupakan kunci pembuka gudang ilmu.
  7. Membaca dapat meningkatkan kemampuan para siswa dan dapat memperluas perbendaharaan  bahasa siswa.
  8. Kegairahan / minat baca siswa yang telah dikembangkan melalui membaca  sangat berpengaruh positif terhadap prestasi belajarnya.
  9. Bila minat membaca sudah tumbuh dan berkembang pada diri siswa, maka membaca juga dapat mengurangi jajan anak, yang ini biasanya dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan anak .

j. Membaca  merupakan sebuah pengalaman, dan dapat menambah pengalaman siswa.

9

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

  1. A.  KESIMPULAN

Berdasarkan uraian bahasan “Peranan Membaca dalam Kehidupan di Lingkungan SD Negeri Tajurhalang 01”maka penulis dapat menarik kesimpulan yaitu :

  1. Peranan membaca sangat berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan di lingkungan SD Negeri Tajurhalang 01.
  2. Membaca  sangat penting dalam kehidupan dan harus diajarkan kepada siswa pada usia dini.
  1. B.  SARAN

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas,  lengkah-langkah yang harus dilakukan guru  agar peserta didik dapat tumbuh minat baca  yaitu :

  1. Sebaiknya perpustakaan diadakan.
  2. Guru hendaknya memberikan waktu yang cukup luang untuk membaca.

10

DAFTAR PUSTAKA

 

Burhan, Jazir (ed).(1997). Bahasa Indonesia Bacaan II SPG.  Depdikbud, Proyek Pengadaan Buku Sekolah Pendidikan Guru. Jakarta.

Kelompok Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (1994). Keterampilan Membaca dan Keterampilan Menulis untuk jurusan/Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.  YA 3. Malang.

Sugono, Dendy (1994). Lancar Berbahasa Indonesia 2 untuk Sekolah Dasar Kelas 4. Depdikbud-Balai Pustaka. Jakarta.

Tim Penyusun Pelajaran Bahasa Indonesia, Dra. Siti Handayani dkk. (1993). Pelajaran Bahasa Indonesia SD-3a Berdasarkan Kurikulum Sekolah Dasar 1994. Katen.

Sudiarto,  (1990). Strategi Pembelajaran. Dirjen Dikti. Jakarta.
 

 

 

 

 

 

 

11

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!

Dipublikasi di Uncategorized | 1 Komentar